Kekaryaan ini mengeksplorasi peran fotografi, khususnya teknik slow speed dan
multi eksposur, dalam merepresentasikan dampak budaya percepatan terhadap
perilaku manusia modern. Di era digital yang serba cepat, fotografi telah menjadi
alat integral dalam kehidupan sehari-hari, mempengaruhi persepsi waktu, identitas,
dan cara berkomunikasi. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana teknik
fotografi dapat memanipulasi dimensi temporal dan mengungkap nuansa dari
pengalaman hidup dalam masyarakat yang berorientasi pada kecepatan. Metodologi
kekaryaan menggabungkan pendekatan praktis dan teoretis. Teknik fotografi
analog, terutama slow speed dan multi eksposur, digunakan bersama dengan proses
cetak tua (old print) untuk menciptakan representasi visual dari fenomena yang
diteliti. Analisis hasil visual didasarkan pada teori dromologi Paul Virilio dan
konsep budaya percepatan, mengeksplorasi bagaimana prcepatan mempengaruhi
persepsi dan pengalaman manusia dalam konteks seni berbasis waktu. Studi ini juga
menyelidiki nilai auratik pada fotografi dalam era reproduksi digital, mengacu pada
pemikiran Walter Benjamin, serta menganalisis bagaimana teknik slow speed dan
multi eksposur berkontribusi pada diskursus seni kontemporer. Dengan
menggabungkan teknik fotografi tradisional dan teori kontemporer, kekaryaan ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang interseksi
antara teknologi, waktu, dan pengalaman estetis dalam konteks budaya percepatan.
Hasil kekaryaan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang potensi
fotografi sebagai medium untuk mengeksplorasi dan merepresentasikan aspek
temporal dari pengalaman manusia, serta berkontribusi pada diskusi yang lebih luas
tentang peran seni dalam menanggapi dan merefleksikan perubahan budaya di era
digital. Selain itu, studi ini juga bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang
fotografi sebagai praktik seni kontemporer yang mampu merespons dan
menawarkan perspektif kritis terhadap fenomena budaya percepatan. Lebih jauh
lagi, kekaryaan ini berupaya memberikan pemahaman tentang bagaimana kita dapat
mengambil sikap yang bijaksana dalam menghadapi arus percepatan, sehingga kita
tetap dapat mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga keseimbangan
antara efisiensi teknologi dan esensi pengalaman hidup yang mendalam.