ABSTRAK Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Multileaf collimator (MLC) digunakan pada pemberian sinar radiasi melalui
intensity-modulated radiation therapy (IMRT) agar sinar radiasi dapat membentuk
bidang tak beraturan sehingga berbentuk mirip dengan planning target volume
(PTV). Secara umum, MLC pada IMRT dapat dioperasikan dalam dua teknik
penyinaran, yaitu step-and-shoot dan dynamic MLC. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh dari perbedaan teknik penyinaran pada ukuran PTV yang
berbeda- beda. Analisis dilakukan berdasarkan kajian waktu penyinaran total,
monitor units per fraksi (MU/Fx), persentase volume PTV yang menerima dosis
pada nilai tertentu, serta distribusi dosis yang dihasilkan. Penelitian dilakukan
secara simulasi menggunakan perangkat lunak Monaco, dengan objek uji PTV yang
ditempatkan dalam computational water phantom dengan ukuran 10 x 10, 10 x 5,
5 x 10, dan 5 x 5 cm2
. Masing- masing PTV diberikan dosis serap yang diresepkan
sebesar 5000 cGy yang dipancarkan melalui 3 sumber berkas foton. Lalu,
ditetapkan kriteria dosimetri untuk PTV berada dalam rentang 95 - 107% dari dosis
serap yang diresepkan. Nilai monitor units didapat dari pergerakan daun MLC
ketika membentuk segmen akan dianalisis berdasarkan data RT Plan. Sementara
nilai indeks gamma dengan kriteria gamma 5%/5mm digunakan untuk menganalisis
perbandingan distribusi dosis didapat dari data RT Dose. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa waktu penyinaran untuk teknik step-and-shoot lebih lama
21,11 - 53,64% dengan MU/Fx yang dibutuhkan 0,1 - 36,61% lebih sedikit
dibanding dynamic MLC. Persentase nilai PTV yang mendapatkan dosis lebih dari
batas atas dosis yang diresepkan atau near-max dose berada dalam rentang 0 -
0,33%. Semakin besar volume PTV yang menerima dosis pada kriteria dosimetri
near-max dose, homogenitas distribusi dosis yang dihasilkan semakin kecil.
Gamma passing rate (GPR) yang didapat berada dalam rentang 95,04 - 100%,
dengan data distribusi dosis teknik dynamic MLC sebagai referensi. Nilai GPR yang tinggi mengindikasikan bahwa perbedaan teknik penyinaran tidak menghasilkan
perbedaan distribusi dosis yang berarti. Berdasarkan persentase volume PTV yang
menerima dosis radiasi pada kriteria dosimetri near-max dose, kualitas distribusi
dosis teknik penyinaran dynamic MLC lebih baik dibandingkan step-and-shoot.