digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Audrey Lynn Johanes
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

Multileaf collimator (MLC) digunakan pada pemberian sinar radiasi melalui intensity-modulated radiation therapy (IMRT) agar sinar radiasi dapat membentuk bidang tak beraturan sehingga berbentuk mirip dengan planning target volume (PTV). Secara umum, MLC pada IMRT dapat dioperasikan dalam dua teknik penyinaran, yaitu step-and-shoot dan dynamic MLC. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari perbedaan teknik penyinaran pada ukuran PTV yang berbeda- beda. Analisis dilakukan berdasarkan kajian waktu penyinaran total, monitor units per fraksi (MU/Fx), persentase volume PTV yang menerima dosis pada nilai tertentu, serta distribusi dosis yang dihasilkan. Penelitian dilakukan secara simulasi menggunakan perangkat lunak Monaco, dengan objek uji PTV yang ditempatkan dalam computational water phantom dengan ukuran 10 x 10, 10 x 5, 5 x 10, dan 5 x 5 cm2 . Masing- masing PTV diberikan dosis serap yang diresepkan sebesar 5000 cGy yang dipancarkan melalui 3 sumber berkas foton. Lalu, ditetapkan kriteria dosimetri untuk PTV berada dalam rentang 95 - 107% dari dosis serap yang diresepkan. Nilai monitor units didapat dari pergerakan daun MLC ketika membentuk segmen akan dianalisis berdasarkan data RT Plan. Sementara nilai indeks gamma dengan kriteria gamma 5%/5mm digunakan untuk menganalisis perbandingan distribusi dosis didapat dari data RT Dose. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu penyinaran untuk teknik step-and-shoot lebih lama 21,11 - 53,64% dengan MU/Fx yang dibutuhkan 0,1 - 36,61% lebih sedikit dibanding dynamic MLC. Persentase nilai PTV yang mendapatkan dosis lebih dari batas atas dosis yang diresepkan atau near-max dose berada dalam rentang 0 - 0,33%. Semakin besar volume PTV yang menerima dosis pada kriteria dosimetri near-max dose, homogenitas distribusi dosis yang dihasilkan semakin kecil. Gamma passing rate (GPR) yang didapat berada dalam rentang 95,04 - 100%, dengan data distribusi dosis teknik dynamic MLC sebagai referensi. Nilai GPR yang tinggi mengindikasikan bahwa perbedaan teknik penyinaran tidak menghasilkan perbedaan distribusi dosis yang berarti. Berdasarkan persentase volume PTV yang menerima dosis radiasi pada kriteria dosimetri near-max dose, kualitas distribusi dosis teknik penyinaran dynamic MLC lebih baik dibandingkan step-and-shoot.