digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan wilayah lain di dunia, seperti Asia, Amerika dan Eropa, termasuk jumlah bencana alam yang lebih sedikit namun lebih banyak konflik yang mengarah pada perang, yang dapat secara signifikan memengaruhi komunitas diaspora Indonesia yang tinggal di wilayah tersebut. Warga negara Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk mengantisipasi krisis yang memerlukan strategi yang baik dan kolaborasi melibatkan diaspora dan pemerintah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi pentingnya strategi manajemen krisis bagi Tim Tanggap Darurat (ERT) diaspora Indonesia di MENA. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan para ahli, individu yang kompeten, atau anggota ERT diaspora Indonesia di wilayah MENA. Baik data primer maupun sekunder akan dikumpulkan dan dianalisis menggunakan metode analisis Soft Systems Management (SSM). Analisis menggunakan brainstorming dan PESTLE juga akan dilakukan untuk membantu pengambilan keputusan, serta Sistem Manajemen Insiden. Penelitian ini juga akan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh Tim Tanggap Darurat Diaspora Indonesia di Qatar, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Qatar, Asosiasi Komunitas Indonesia di Qatar (PERMIQA), dalam menghadapi krisis di wilayah MENA dan menganalisis strategi manajemen krisis yang efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap situasi darurat. Ini termasuk analisis dan studi kasus tentang evakuasi warga negara Indonesia akibat krisis di Yaman, Libya, dan Tunisia. Hasil penelitian ini yang berupa konsep, strategi dan rencana Sistem Komando Insiden menghadapi situasi krisis, diharapkan dapat mengembangkan pemahaman tentang manajemen krisis bagi diaspora Indonesia di MENA dan memberikan rekomendasi praktis untuk memperkuat kapasitas ERT mereka dalam menghadapi situasi darurat, baik di MENA maupun daerah lainnya. Studi ini menekankan pentingnya strategi proaktif, berbasis jaringan, dan keterlibatan pemangku kepentingan, serta memberikan wawasan yang berguna untuk pembuatan kebijakan dan perencanaan tanggap darurat bagi komunitas diaspora Indonesia.