digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - M. Alfarizan Ghifari M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - M. Alfarizan Ghifari M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - M. Alfarizan Ghifari M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - M. Alfarizan Ghifari M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - M. Alfarizan Ghifari M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - M. Alfarizan Ghifari M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - M. Alfarizan Ghifari M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - M. Alfarizan Ghifari M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - M. Alfarizan Ghifari M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Ikan bawal putih merupakan komoditas yang menjadi primadona para nelayan sebagai sumber daya ikan tangkap. Hal tersebut disebabkan kandungan protein asam amino esensial yang cukup tinggi dan bermanfaat untuk kesehatan apabila dikonsumsi, juga harga jual ikan bawal putih yang tinggi serta dapat memasuki pasar ekspor. Namun, dengan tingginya harga jual dan besarnya permintaan, penangkapan ikan bawal putih di kawasan perairan Kabupaten Pangandaran semakin tinggi, dan dikhawatirkan dapat menyebabkan overfishing. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik ikan bawal putih dan jenis alat tangkap yang digunakan dalam penangkapan open access, menentukan tingkat produksi ikan bawal putih hasil tangkapan open access, menentukan nilai Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), dan open access (OA) komoditas ikan bawal putih di Kawasan Perairan Kabupaten Pangandaran, dan menentukan kondisi keberlanjutan ikan bawal putih yang ada di Kawasan Perairan Kabupaten Pangandaran. Metode dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan jenis data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dengan nelayan. Data sekunder didapatkan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa data hasil tangkapan ikan di Kabupaten Pangandaran selama 5(lima) tahun dengan rentang tahun 2018 hingga 2022. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara bioteknis, bioekonomi, dan parameter ekonomi. Hasil penelitian bahwa alat tangkap yang paling efektif dalam menangkap ikan bawal putih ialah beach seine dengan nilai FPI sebesar 1. Didapatkan parameter biologi dengan Metode Walter-Hilbon yaitu nilai r sebesar -6,024, nilai q sebesar 0,0002, dan nilai K sebesar 0,0045. Tingkat pemanfaatan ikan bawal putih sebesar 446%. Berdasarkan perhitungan MSY, MEY, dan OA, didapatkan bahwa penerapan kondisi MSY merupakan kondisi yang paling tepat untuk diaplikasikan pada penangkapan ikan bawal putih karena memperhatikan sisi kelestarian dari ikan bawal putih. Pada analisis parameter ekonomi didapat rerata IHK sebesar 42,91, dengan harga riil input sebesar Rp 957.201 dan harga riil output sebesar Rp 2.377.094.991. Didapatkan bahwa perikanan tangkap ikan bawal putih mengalami overfishing, dan perlu pengelolaan lebih lanjut dengan memelihara keberlanjutannya.