Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi manajemen pemeliharaan fungsional yang
melampaui peran tradisionalnya sebagai pusat biaya atau sekadar fungsi pendukung, dan
memposisikannya sebagai sumber keuntungan dinamis bagi NSO. Strategi ini berfokus pada
optimasi efisiensi, keandalan, dan umur panjang peralatan, serta mengatasi tantangan terkait penuaan
aset. Dengan mengadopsi model pemeliharaan yang proaktif dan berbasis nilai, strategi ini berupaya
meminimalkan waktu henti dan biaya, menurunkan kehilangan peluang produksi (loss production
opportunity), meningkatkan kinerja operasional, dan pada akhirnya berkontribusi pada profitabilitas
perusahaan.
Metodologi penelitian melibatkan analisis eksternal dan internal yang komprehensif. Analisis
eksternal mencakup PESTEL, Lima Kekuatan Porter, dan analisis konsumen, sedangkan analisis
internal mencakup analisis sumber daya, kerangka Rantai Nilai Porter, analisis kompetensi inti, dan
analisis VRIO. Hasil analisis ini disintesiskan ke dalam analisis SWOT, diikuti dengan matriks
TOWS untuk menentukan strategi alternatif yang kemudian diterjemahkan ke dalam rencana
implementasi yang dapat ditindaklanjuti.
Temuan utama penelitian mengusulkan empat solusi strategis: pertama, manajemen pemeliharaan
berbasis risiko menggunakan CMMS, yang meliputi perencanaan pemeliharaan, eksekusi
pemeliharaan, pengendalian dan pemantauan, serta evaluasi pemeliharaan. Kedua, pengembangan
organisasi pemeliharaan yang unggul melalui perkiraan beban pemeliharaan, perencanaan kapasitas,
penataan organisasi (terpusat, terdesentralisasi, atau hibrid), dan identifikasi pekerjaan pemeliharaan
in-house dan outsourced. Ketiga, peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui pengembangan
matriks keterampilan, penekanan pada keselamatan dan kepatuhan terhadap peraturan, pelatihan
berkelanjutan dan pengembangan keterampilan, serta evaluasi rutin untuk beradaptasi dengan
perubahan persyaratan. Keempat, pengembangan kemitraan strategis dengan penyedia barang dan
jasa melalui sinergitas dalam pengadaan bersama dengan sesama KKKS, baik dengan entitas anak
perusahaan di bawah Sub Holding Company maupun dengan KKKS lain, serta mencari peluang
sinergitas dengan BUMN dan perusahaan afiliasinya.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan yang terstruktur, berorientasi risiko, perencanaan
menyeluruh, peningkatan keterampilan tenaga kerja, dan kolaborasi strategis dapat mengubah
manajemen pemeliharaan menjadi sumber keuntungan yang berkelanjutan. Mengingat sifat industri
yang dinamis, perusahaan harus secara berkala meninjau dan menyesuaikan strategi
pemeliharaannya. Pendekatan ini selaras dengan sistem manajemen integritas aset berdasarkan
prinsip perbaikan berkelanjutan, memastikan strategi pemeliharaan tetap optimal dan responsif
terhadap tantangan yang terus berkembang. Dengan demikian, manajemen pemeliharaan tidak hanya
menjadi sumber keuntungan tetapi juga merupakan pilar penting keberlanjutan operasional
perusahaan.