digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Pertamina EP Subang Field merupakan perusahaan penghasil minyak dan gas yang terletak di Jawa Barat. Target produksi minyak dan gas tahun 2024 adalah 3275 BOPD dan 134 MMSCFD. Untuk mempertahankan produksi minyak dan gas diperlukan sebuah unit bernama Rig darat yang berguna untuk melakukan pekerjaan operasi Workover, Well Intervention & Well Service dibawah naungan divisi WOWS (Workover & Well Services) di Pertamina EP Subang Field. Untuk meningkatkan kinerja Rig darat yang mana salah satu keterlambatan operasi disebabkan karena kurang optimalnya pompa lumpur yang ada saat ini. Dibutuhkan penambahan 1 (satu) unit pompa lumpur baru agar kinerja Rig dapat lebih cepat karena memiliki spesifikasi pompa dengan debit dan tekanan yang tinggi untuk melakukan pekerjaan killing dan circulating. Untuk menetukan opsi yang paling sesuai, PT Pertamina EP Subang Field mempertimbangkan opsi dengan membeli atau menyewa unit pompa lumpur baru. Analisis permodelan keuangan dilakukan dengan menggunakan pendapatan yang dihasilkan dari kontribusi Rig darat bernama Rig Antasena T2 dalam menyumbang penjualan minyak dan gas. Analisis kelayakan finansial menggunakan parameter seperti NPV, IRR, dan Discounted Payback Period. Opsi pembelian menunjukkan nilai ekonomis yang lebih baik dari opsi sewa. Perkiraan NPV sebesar Rp 6,080,462,814, IRR sebesar 13.25% (lebih tinggi dari discount rate 8.64%), dan Discounted Payback Period sebesar 3.5 tahun. Analisis sensitivitas juga dilakukan dengan tornado chart yang menerangkan bahwa biaya pendapatan penjualan tahunan hasil gabungan dari parameter harga dan volume kontribusi minyak & gas memiliki dampak signifikan terhadap kinerja keuangan proyek ini yang diikuti oleh pendapatan penjualan (harga minyak & gas), pendapatan penjualan (volume kontribusi minyak & gas), pendapatan penjualan (harga minyak), pendapatan penjualan (volume kontribusi minyak), dan biaya tenaga kerja. Kenaikan 20% biaya penjualan tahunan (gabungan harga + volume kontribusi minyak & gas) meningkatkan NPV menjadi Rp 40,755,845,827, sedangkan penurunan 20% menurunkan NPV menjadi -Rp 22,290,305,106. Berdasarkan business risk management melalui matriks risiko 5x5, semua kejadian risiko untuk opsi pembelian dan penyewaan memiliki nilai residual RPN sebesar 1 dengan mengalikan angka skala probability dan impact. Risiko proyek untuk menyediakan unit pompa lumpur baru berada dalam kondisi risiko sangat rendah dengan melakukan beberapa mitigasi risiko sehingga aman dan layak untuk menjalankan proyek investasi untuk kedua opsi, pembelian dan penyewaan.