Abstrak - Alfia Zahra Aisyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri pangan dalam prosesnya menghasilkan berbagai jenis limbah, salah
satunya adalah limbah cair. Pada limbah cair sering ditemukan kandungan berbahaya
seperti adanya senyawa fenolik pada konsentrasi yang tinggi sehingga tergolong dalam
limbah berbahaya dan beracun (B3). Salah satu metode untuk menindaklanjuti
pengurangan senyawa fenolik pada limbah industri adalah dengan metode adsorpsi, salah
satunya menggunakan adsorben karbon aktif yang berasal dari kulit jeruk. Selain
memiliki biaya yang rendah, pemanfaatan kulit jeruk sebagai adsorben ini mendukung
prinsip ekonomi sirkular dengan mengurangi limbah dari industri pangan dan mendaur
ulang sumber daya yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis
adsorben, waktu kontak, dan metode regenerasi biosorben terhadap kapasitas dan
efisiensi penjerapan senyawa fenolik serta menentukan model isoterm dan model kinetika
yang sesuai untuk menggambarkan proses adsorpsi yang terjadi. Penelitian ini dilakukan
dengan metode adsorpsi partaian menggunakan larutan fenol sintetis sebagai adsorbat.
Pada tahap pertama, dilakukan proses adsorpsi (siklus 1) dengan variasi dosis 12 g/L ; 24
g/L ; 48 g/L dan variasi waktu kontak dalam rentang antara 0-180 menit. Tahap
selanjutnya dilakukan variasi metode regenerasi (siklus 2) dengan regenerasi fisika pada
suhu 800oC, regenerasi kimia (HNO3 dan H2SO4). Berdasarkan percobaan yang
dilakukan, diperoleh dosis terbaik dalam menyerap senyawa fenolik adalah sebesar 48
g/L karena memiliki kapasitas dan efisiensi penjerapan paling tinggi yaitu 5,9 mg/g dan
90,43% pada menit ke-180. Metode regenerasi yang menghasilkan efisiensi penjerapan
tertinggi (99,95%) adalah regenerasi kimia. Adsorpsi karbon aktif regenerasi kimia
(HNO3) diteliti hingga tiga siklus dan menghasilkan efisiensi penjerapan yang lebih tinggi
sebesar 99,69%. Dalam penelitian ini, model isoterm Langmuir dan model kinetika
pseudo orde dua paling representatif dalam menggambarkan proses adsorpsi yang terjadi.