ABSTRAK Alysha Putri Anggadinata
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Alysha Putri Anggadinata
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Alysha Putri Anggadinata
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Alysha Putri Anggadinata
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Alysha Putri Anggadinata
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Alysha Putri Anggadinata
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Alysha Putri Anggadinata
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Alysha Putri Anggadinata
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Sistem kompleks memiliki sifat dan perilaku emergen yang tidak bisa dijelaskan
hanya dengan properti komponen individunya dan dipelajari dalam berbagai bidang
seperti fisika, biologi, dan transportasi. Dalam konteks transportasi dan logistik,
pendekatan sistem kompleks melibatkan karakteristik seperti pengaturan diri,
stabilitas, non-linearitas, dan adaptabilitas. Masalah dalam sistem transportasi dan
logistik, terutama di pelabuhan-pelabuhan Indonesia, dapat dianalisis melalui
pendekatan ini. Pelabuhan Tanjung Priok, sebagai yang terbesar dan paling vital di
Indonesia, memainkan peran penting dalam ekonomi negara dengan fasilitas
modern dan sistem logistik terintegrasi. Tantangan muncul saat badai di perairan
sekitar Indonesia mengganggu berthing windows, memaksa kapal untuk bersandar
secara bersamaan dan mengganggu alokasi dermaga sesuai berthing contract,
menciptakan dynamic berth allocation problem (DBAP). Alokasi dermaga harus
disesuaikan secara dinamis, dan pendekatan fisika seperti simulated annealing
dapat digunakan untuk mengoptimalkan alokasi dermaga. Pada tugas akhir ini,
terdapat dua fase pengerjaan, yakni uji coba metode dan uji data asli. Uji coba
metode menunjukkan 8 dari 10 masalah berhasil mendapatkan nilai objective value
yang akurat untuk solusi optimal non lokalnya, menunjukkan bahwa algoritma
simulated annealing dan logika penyortiran jadwal sandar kapal dapat digunakan
untuk alokasi dermaga yang lebih efisien di pelabuhan sibuk. Uji data asli
menunjukkan bahwa alokasi dermaga dengan simulated annealing memiliki biaya
total (m) yang lebih rendah dibandingkan metode heuristik tanpa optimasi, yakni
26225 dibandingkan dengan 30115. Ini membuktikan bahwa algoritma simulated
annealing efektif dalam menyelesaikan berth allocation problem (BAP).