digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Marsha Anindhita Rahmat [17320029]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Semarang memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam. Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang angka kepadatan penduduknya tinggi, Semarang adalah pusat kehidupan ekonomi, budaya, dan pendidikan di wilayah tersebut. Kota pesisir ini memiliki keanekaragaman (pluralisme) budaya dari berbagai kelompok, antara lain suku jawa, etnis tionghoa, pengaruh arab muslim, dan kolonial belanda. Walaupun memiliki ikon kota yang mencerminkan perpaduan budaya, Warak Ngendhog, realitanya tidak selalu berjalan dengan harmonis. Segregasi dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari masyarakat, ditambah beberapa peristiwa agresi yang pernah terjadi sebelumnya. Diskusi tentang etnik secara berkepanjangan dapat berujung pada persoalan SARA yang tentunya harus disikapi secara hati-hati, sehingga metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yang disertai survei lapangan. Salah satu jalan untuk mewujudkan harmoni di tengah masyarakat plural adalah melalui masyarakat multikulturalis. Untuk itu, dibutuhkan community enrichment, yaitu pemberdayaan sosial budaya masyarakat dengan adanya fasilitas publik untuk beragam komunitas sosial budaya. Fasilitas publik berupa cultural center diharapkan mampu menciptakan ruang yang mempromosikan, melestarikan, dan memperkaya warisan budaya kota Semarang, terutama dalam hal keberagaman, serta menjadi wadah sosial bagi berbagai komunitas etnis dan agama yang ada di Semarang. Perancangan interior berbasis eklektisisme dapat menjadi upaya edukasi dan cermin visual dari budaya dan sejarah kota Semarang. Melalui pendekatan eklektik, cultural center mengupayakan tumbuhnya rasa empati dan pemahaman akan urgensi konsep multikultural pada masyarakat Semarang.