Abstrak Marsha Anindhita Rahmat [17320029]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Semarang memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam. Sebagai ibu kota
Provinsi Jawa Tengah yang angka kepadatan penduduknya tinggi, Semarang adalah
pusat kehidupan ekonomi, budaya, dan pendidikan di wilayah tersebut. Kota pesisir
ini memiliki keanekaragaman (pluralisme) budaya dari berbagai kelompok, antara
lain suku jawa, etnis tionghoa, pengaruh arab muslim, dan kolonial belanda.
Walaupun memiliki ikon kota yang mencerminkan perpaduan budaya, Warak
Ngendhog, realitanya tidak selalu berjalan dengan harmonis. Segregasi dapat
ditemukan di kehidupan sehari-hari masyarakat, ditambah beberapa peristiwa
agresi yang pernah terjadi sebelumnya. Diskusi tentang etnik secara
berkepanjangan dapat berujung pada persoalan SARA yang tentunya harus disikapi
secara hati-hati, sehingga metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi literatur yang disertai survei lapangan.
Salah satu jalan untuk mewujudkan harmoni di tengah masyarakat plural adalah
melalui masyarakat multikulturalis. Untuk itu, dibutuhkan community enrichment,
yaitu pemberdayaan sosial budaya masyarakat dengan adanya fasilitas publik untuk
beragam komunitas sosial budaya. Fasilitas publik berupa cultural center
diharapkan mampu menciptakan ruang yang mempromosikan, melestarikan, dan
memperkaya warisan budaya kota Semarang, terutama dalam hal keberagaman,
serta menjadi wadah sosial bagi berbagai komunitas etnis dan agama yang ada di
Semarang. Perancangan interior berbasis eklektisisme dapat menjadi upaya edukasi
dan cermin visual dari budaya dan sejarah kota Semarang. Melalui pendekatan
eklektik, cultural center mengupayakan tumbuhnya rasa empati dan pemahaman
akan urgensi konsep multikultural pada masyarakat Semarang.