digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Audrey Angelique Pranata
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Audrey Angelique Pranata
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Audrey Angelique Pranata
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Audrey Angelique Pranata
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Audrey Angelique Pranata
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Audrey Angelique Pranata
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Audrey Angelique Pranata
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

Acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) merupakan penyakit yang menyebabkan kerusakan hepatopankreas hingga kematian massal pada udang putih (Litopenaeus vannamei). AHPND disebabkan oleh Vibrio parahaemolyticus dengan plasmid pVA1 (69-70 kbp) yang menghasilkan toksin photorabdus insectrelated AB (pirAB) melalui mekanisme quorum sensing. Quorum sensing dapat dihambat dengan senyawa N-acylhomoserine lactonase melalui mekanisme quorum quenching. N-acylhomoserine lactonase dapat diekskresikan oleh E.coli BL21 (DE3) yang ditransformasi plasmid pET-26b(+)-N20-aiiA-6xHis. E.coli transforman tersebut ditumbuhkan pada medium Luria Bertani termodifikasi dengan gliserol sebagai substrat karbon. Penelitian sebelumnya berhasil mengekskresikan N-acylhomoserine lactonase dari E.coli transforman melalui fermentasi sistem batch dengan perolehan protein sebesar 11,385 mg/ml. Sedangkan, sistem fermentasi secara fed-batch dengan konsentrasi gliserol sebesar 400 g/L mampu menghasilkan yield plasmid target secara optimal yaitu 10186,5 µg/L.s Maka pada penelitian ini, dilakukan optimasi dengan konsentrasi gliserol berkisar antara 300 g/L – 600 g/L. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi gliserol optimal terhadap perolehan protein fraksi ekstraseluler dan data kinetika pertumbuhannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan konsentrasi gliserol tidak berpengaruh signifikan terhadap kinetika pertumbuhan sel. Namun, kenaikan konsentrasi gliserol menurunkan perolehan protein akibat limitasi oksigen sehingga jalur metabolisme mengalami perubahan ke arah fermentasi anaerobik. Konsentrasi gliserol 300 g/L merupakan konsentrasi gliserol yang optimal dengan perolehan protein tertinggi yaitu 13,121 mg/ml. Maka, penambahan gliserol sebesar 300 g/L pada medium feeding secara bulk berpotensi dalam menghasilkan perolehan protein rekombinan yang tinggi oleh E.coli BL21 (DE3)