digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Nadilla Zulfa Huwaida
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nadilla Zulfa Huwaida
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nadilla Zulfa Huwaida
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nadilla Zulfa Huwaida
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nadilla Zulfa Huwaida
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nadilla Zulfa Huwaida
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nadilla Zulfa Huwaida
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

Industri tahu banyak berkembang di Indonesia karena pembuatannya yang relatif murah dan sederhana. Akan tetapi, proses pengolahan tahu menghasilkan limbah cair tahu (LTh) yang mencemari lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan pengolahan limbah. Salah satu cara pengolahan limbah dengan menggunakan tanaman melalui proses fitoremediasi. Pada penelitian ini dilakukan fitoremediasi limbah cair tahu dengan tanaman frogbit (Limnobium laevigatum) dengan sistem Free Water Surface (FWS) dalam kontainer berukuran 70 cm x 48 cm x 42,5 cm selama 21 hari. Variasi limbah cair tahu yang digunakan adalah kontrol, 10% dan 25%. L. laevigatum dapat tumbuh dengan baik dalam meremediasi limbah cair tahu yang ditunjukkan dari nilai Relative growth rate (RGR) yang paling tinggi pada limbah cair tahu 25% sebesar 0,023 g/hari. Hasil fitoremediasi limbah cair tahu mengalami penurunan tertinggi pada variasi 25% dengan tingkat penurunan BOD 42,31%, COD 48,94%, TDS 29,8%, kadar nitrat 34,29%, kadar nitrit 32,84%, kadar amonia 37,48%, dan TSS 75,13%. Sementara untuk nilai pH meningkat dari 3,00 menjadi 7,27 dan DO meningkat dari 5,5 menjadi 6,72. Tanaman L. laevigatum hasil fitoremediasi selanjutnya diolah menjadi selulosa untuk bahan campuran pembuatan biokomposit berupa hidrogel. Tanaman L.laevigatum difermentasi dengan jamur Aspergillus niger selama 7 hari. Setelah itu, dilakukan hidrolis asam agar menjadi selulosa. Konsentrasi selulosa yang digunakan adalah 5% dan 10%. Hidrogel dengan campuran selulosa dapat membantu pertumbuhan tanaman taoge dengan mempertahankan nilai kelembapan tanah. Hidrogel dengan konsentrasi selulosa 10% mempunyai kemampuan dalam melembapkan tanah dan swelling ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan hidrogel konsentrasi selulosa 5%. Hidrogel dengan campuran selulosa 10% dapat mempertahankan kelembapan tanah di atas 30%, mempunyai kemampuan swelling ratio diatas 50%, dan terurai di dalam tanah selama 29 hari. Berdasarkan pengujian karakteristik hidrogel yang telah dilakukan, maka biokomposit ini bersifat ramah lingkungan