digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Produksi minyak dan gas alam di Indonesia semakin menurun (BPS, 2023), sedangkan menurut data proyeksi kebutuhan energi di Indonesia yang dirilis oleh BPS menunjukan grafik yang semakin meningkat hingga 2050 mencapai 2.91 setara barel minyak, untuk memenuhi kebutuhan tersebut volume impor minyak Indonesia semakin meningkat. Oleh karena itu, kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan baru terus dilakukan. Cekungan Natuna Timur merupakan salah satu cekungan yang menjadi penghasil hidrokarbon, terutama gas, di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada Formasi Lower Terumbu yang terletak di Cekungan Natuna Timur. Litologi dari formasi ini merupakan perselingan antara batuan serpih dengan batupasir yang tipis, sehingga dibutuhkan sebuah metode yang dapat memisahkan kedua litologi tersebut dengan baik. Analisis terhadap data log sumur menunjukkan AI dan VpVs Ratio merupakan parameter elastis yang sensitif. Metode seismik Stochastic inversion dilakukan untuk memodelkan reservoir tipis yang ketebalannya dibawah tunning thickness. Metode tersebut didekati melalui persamaan AVO Two Term dan Extended Elastic Impedance (EEI). Hasil data inversi parameter elastik nilai AI-VpVs Ratio menunjukkan hubungan data linear yang diperoleh dari regresi, sedangkan parameter petrofisika memiliki tren nonlinear. Dari permasalahan tersebut dilakukan karakterisasi reservoir menggunakan atribut CPEI dan PEIL. Pendekatan karakterisasi reservoir dilakukan terhadap parameter petrofisika yang akan dianalisis, yaitu porositas melalui Atribut PEIL untuk melihat compaction trend sekaligus Pseudo-porosity dan Pseudo-water saturation melalui Atribut CPEI untuk melihat fluid trend. Sebanyak 25 realisasi yang dibentuk merupakan equiprobable, oleh sebab itu dilakukan pendekatan analisa ketidakpastian untuk menentukan P10, P50, dan P90 melalui Hydrocarbon Pore Volume (HCPV). Hasilnya diperoleh bahwa realisasi ke-18 mewakili P50 sebagai volume yang akan digunakan untuk interpretasi secara horizontal. Penelitian menunjukkan nilai AI, VpVs Ratio, CPEI, PEIL, dan water saturation yang rendah, serta porositas yang tinggi mengindikasikan bahwa pada Formasi Lower Terumbu merupakan shally sandstone yang porous dan terindikasi berisi fluida hidrokarbon.