Produksi minyak dan gas alam di Indonesia semakin menurun (BPS, 2023),
sedangkan menurut data proyeksi kebutuhan energi di Indonesia yang dirilis oleh
BPS menunjukan grafik yang semakin meningkat hingga 2050 mencapai 2.91
setara barel minyak, untuk memenuhi kebutuhan tersebut volume impor minyak
Indonesia semakin meningkat. Oleh karena itu, kegiatan eksplorasi untuk
mendapatkan cadangan baru terus dilakukan. Cekungan Natuna Timur merupakan
salah satu cekungan yang menjadi penghasil hidrokarbon, terutama gas, di
Indonesia. Penelitian ini berfokus pada Formasi Lower Terumbu yang terletak di
Cekungan Natuna Timur. Litologi dari formasi ini merupakan perselingan antara
batuan serpih dengan batupasir yang tipis, sehingga dibutuhkan sebuah metode
yang dapat memisahkan kedua litologi tersebut dengan baik. Analisis terhadap
data log sumur menunjukkan AI dan VpVs Ratio merupakan parameter elastis
yang sensitif. Metode seismik Stochastic inversion dilakukan untuk memodelkan
reservoir tipis yang ketebalannya dibawah tunning thickness. Metode tersebut
didekati melalui persamaan AVO Two Term dan Extended Elastic Impedance
(EEI). Hasil data inversi parameter elastik nilai AI-VpVs Ratio menunjukkan
hubungan data linear yang diperoleh dari regresi, sedangkan parameter petrofisika
memiliki tren nonlinear. Dari permasalahan tersebut dilakukan karakterisasi
reservoir menggunakan atribut CPEI dan PEIL. Pendekatan karakterisasi reservoir
dilakukan terhadap parameter petrofisika yang akan dianalisis, yaitu porositas
melalui Atribut PEIL untuk melihat compaction trend sekaligus Pseudo-porosity
dan Pseudo-water saturation melalui Atribut CPEI untuk melihat fluid trend.
Sebanyak 25 realisasi yang dibentuk merupakan equiprobable, oleh sebab itu
dilakukan pendekatan analisa ketidakpastian untuk menentukan P10, P50, dan
P90 melalui Hydrocarbon Pore Volume (HCPV). Hasilnya diperoleh bahwa
realisasi ke-18 mewakili P50 sebagai volume yang akan digunakan untuk
interpretasi secara horizontal. Penelitian menunjukkan nilai AI, VpVs Ratio, CPEI,
PEIL, dan water saturation yang rendah, serta porositas yang tinggi
mengindikasikan bahwa pada Formasi Lower Terumbu merupakan shally
sandstone yang porous dan terindikasi berisi fluida hidrokarbon.