digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

CV XYZ, sebuah pabrik manufaktur karet di Bandung, mengalami dampak signifikan akibat tingginya biaya operasional yang menyebabkan mereka hanya memiliki margin laba kotor sebesar 13,1% pada tahun 2023, yang berada di bawah rata-rata industri. Biaya operasional tertinggi di divisi barang jadi berasal dari biaya tenaga kerja (51,1%) yang mencapai Rp 412.402.500 per tahun. Hal ini terjadi karena perusahaan kurang memanfaatkan waktu produktif. Untuk mengurangi biaya, diperlukan penilaian terhadap efisiensi tenaga kerja dan proses. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja tenaga kerja dan proses saat ini di divisi barang jadi CV XYZ dan mengusulkan perbaikan. Penelitian ini menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif, termasuk observasi lapangan, wawancara, dan tinjauan literatur. Data dikumpulkan dari observasi, arsip perusahaan, dan wawancara dengan personel kunci di CV XYZ. Analisis data mencakup analisis proses bisnis, analisis aliran nilai, dan analisis beban kerja menggunakan metode Full-Time Equivalent. Pemetaan proses yang rinci menggunakan SIPOC dan BPMN menunjukkan bahwa pemborosan waktu menunggu adalah yang paling sering terjadi. Analisis beban kerja menunjukkan bahwa delapan pekerja memiliki beban kerja yang kurang, dan satu pekerja memiliki beban kerja normal. Rekayasa ulang proses bisnis menyarankan perbaikan dengan menggabungkan operasi atau elemen. Proses yang diusulkan mengurangi waktu menganggur pekerja selama fase vulkanisasi karet. Proses bisnis yang direkayasa ulang digunakan sebagai dasar untuk menghitung distribusi beban kerja baru. Hal ini mengakibatkan jumlah pekerja yang lebih sedikit dan beban kerja yang meningkat, meskipun masih dalam kategori kurang beban. Solusi yang diusulkan ini menghemat biaya tenaga kerja langsung CV XYZ sebesar 33%, yaitu sebesar Rp 137.467.500 per tahun dan mengurangi 17,02% dari biaya operasional.