digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pencemaran udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan manusia. Salah satu bagian dari pencemaran udara adalah partikel dengan ukuran <2,5 ?m atau PM2,5. Dalam komposisi PM2,5, terdapat banyak unsur yang terkandung di dalamnya termasuk logam berat yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, bahkan menjadi kofaktor pada penyakit seperti kanker. Penelitian ini bertujuan mengkarakterisasi logam berat yang terkandung di dalam PM2,5 menggunakan Mini-Volume Sampler dan filter PTFE selama musim hujan. Sampel kemudian dianalisis menggunakan EDAX-Micro XRF untuk mengidentifikasi konsentrasi 17 logam berat dan elemen lain. Potensi sumber logam berat dianalisis menggunakan Enrichment Factor (EF) dan model HYSPLIT, serta dilakukan perhitungan terhadap nilai Health Quotient (HQ) untuk mengidentifikasi risiko non-karsinogenik yang dihasilkan. Konsentrasi rata-rata PM2,5 yang didapatkan adalah 47,28 ± 9,31 ?g/Nm3 , dengan S, Na, Si, Mg, Al, dan Cd sebagai unsur dominan. Kadmium menjadi logam berat yang memiliki konsentrasi tertinggi sebesar 0,4 ?g/m3 . Nilai EF ?10 ditemukan pada logam Cd, Sc, V, Cr, Mn, Co, Ni, Cu, dan Zn yang diduga berasal dari emisi kendaraan bermotor dan debu jalan melalui pemetaan mawar angin. Selain itu, model HYSPLIT juga menunjukkan adanya potensi sumber lain dari daerah industri di Kota Cilacap dan daerah pegunungan di Jawa Barat. Logam kadmium diindikasikan dapat menyebabkan risiko kesehatan non-karsinogenik dengan nilai HQ >1, sedangkan Al, Cr, Mn, dan Ni menunjukkan HQ ? 1 sehingga tidak berisiko bagi kesehatan. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa logam berat di Kota Bandung berpotensi menyebabkan risiko kesehatan non-karsinongeik bagi manusia dengan potensi sumber emisi utama berasal dari kendaraan bermotor dan debu jalan.