digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Asri Alfiah Fajri
PUBLIC Alice Diniarti

Biaya garansi tahunan untuk produsen mobil global meningkat dari tahun 2018 hingga 2022, dan diperkirakan klaim garansi yang termasuk kategori kecurangan garansi (warranty fraud) mencapai 3-15% dari total biaya garansi. Besarnya biaya garansi dan tingginya tingkat kecurangan yang terjadi menekankan pentingnya strategi yang efektif untuk mengatasi kecurangan ini guna mengurangi beban biaya garansi yang ditanggung oleh produsen serta meminimalkan jumlah kecurangan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan kecurangan garansi dari baterai mobil yang diproduksi oleh PT. X dengan menentukan kebijakan garansi dan tindakan inspeksi yang dapat menurunkan ongkos garansi. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini mencakup tiga komponen utama, yaitu model kerusakan baterai mobil, model kebijakan garansi, dan model pengambilan keputusan. Pengembangan model kerusakan baterai mobil dilakukan dengan menggunakan data umur pakai dari klaim garansi baterai mobil tahun 2019 yang dicatat dan diinspeksi oleh PT. X. Data ini digunakan untuk menentukan distribusi kerusakan terbaik yang merepresentasikan pola kerusakan baterai mobil. Model kebijakan garansi mempertimbangkan kebijakan Pro-Rata Warranty (PRW) dan kombinasi kebijakan Free-Replacement Warranty (FRW) dengan PRW. Model ini dikembangkan untuk mengestimasi biaya garansi yang harus dikeluarkan produsen dan konsumen berdasarkan kebijakan garansi yang diterapkan. Selanjutnya, model pengambilan keputusan dirancang untuk membantu produsen dalam menentukan kebijakan garansi yang tepat, tindakan inspeksi yang optimal, dan besaran penalti yang efektif untuk konsumen yang terbukti melakukan kecurangan garansi. Dalam mengembangkan model pengambilan keputusan ini, teori permainan Nash digunakan untuk menemukan strategi optimal bagi produsen dan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan PRW lebih efektif dalam mengurangi kecurangan garansi yang dilakukan oleh konsumen. Penelitian ini juga menemukan bahwa perilaku konsumen dalam melakukan kecurangan garansi dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi tingkat keandalan produk, biaya penalti yang dikenakan kepada konsumen yang terbukti melakukan kecurangan, biaya yang dikeluarkan produsen untuk melakukan inspeksi, biaya manufaktur baterai, biaya yang dikeluarkan konsumen untuk membeli baterai baru, serta periode berlakunya kebijakan FRW. Selanjutnya produsen dapat menentukan kebijakan garansi dan strategi inspeksi untuk meminimalkan kecurangan garansi, agar dapat menurunkan beban biaya garansi yang harus ditanggung oleh produsen.