digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP WILLY YANTO WIJAYA 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WILLY YANTO WIJAYA 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WILLY YANTO WIJAYA 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WILLY YANTO WIJAYA 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WILLY YANTO WIJAYA 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WILLY YANTO WIJAYA 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

Secara teoritis, proses Methanol Steam Reforming (MSR) untuk menghasilkan hidrogen hanya membutuhkan kalor endotermik dengan suhu di bawah 100°C. Sementara itu, kalor sisa dalam kisaran suhu 100-150°C terbuang siasia dalam jumlah yang sangat besar oleh berbagai sektor industri setiap tahunnya. Seandainya sejumlah besar kalor sisa ini dapat dimanfaatkan kembali melalui proses MSR agar tersimpan dalam bentuk energi hidrogen, akan diperoleh potensi peningkatan kualitas energi dan juga bukan tidak mungkin suatu sistem energi berefisiensi tinggi akan dapat dicapai. Akan tetapi, secara empirik, level suhu ? 200°C dibutuhkan oleh proses MSR agar terjadi tingkat konversi yang tinggi dari metanol menjadi hidrogen. Oleh sebab itulah, sistem Absorption Heat Pump (AHP) kemudian digunakan untuk meningkatkan level suhu dari kalor sisa tersebut. Akan tetapi, sistem AHP tentu saja membutuhkan input energi tambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan pengintegrasian sistem AHP ke dalam proses MSR untuk produksi hidrogen. Pertimbangan lebih lanjut terhadap konversi hidrogen ke listrik menggunakan sel bahan bakar (fuel cell) juga akan dilakukan. Studi kelayakan ini dilakukan melalui perhitungan efisiensi, baik untuk kasus energi maupun exergy, untuk beberapa kasus teoritis maupun pendekatan aktual.