digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Industri kafe di kota besar Indonesia, khususnya Bandung, Jawa Barat, kian berkembang pesat. Banyak pengusaha memulai bisnis kedai kopi dan menjadikan kafe sebagai tempat interaksi sosial. Meski industri ini tumbuh 4,62% pada kuartal kedua 2023, Plus Forty Nine Café and Space di Bandung menghadapi tantangan untuk menarik pelanggan, terbukti dari stagnasi jumlah pelanggan dalam tiga bulan terakhir. Melalui identifikasi masalah dengan fishbone diagram, ditemukan dua isu utama, yaitu strategi pemasaran yang belum terstruktur dan kurangnya pemahaman preferensi konsumen. Penelitian ini bertujuan merancang strategi pemasaran yang tepat untuk Plus Forty Nine Café and Space melalui analisis preferensi konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan riset pasar melalui survei untuk mengidentifikasi preferensi konsumen menggunakan model kualitas jasa SERVQUAL dan model kualitas makanan. Model ini digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen mengenai kualitas jasa dan produk di pasar yang telah dibentuk. Analisis klaster dilakukan untuk mengelompokkan data dan uji statistik dilakukan untuk analisis lebih lanjut. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring dengan 268 responden. Melalui analisis klaster, ditemukan lima segmen, yaitu foodies and aesthetic seekers, cozy and quick service customer, perfectionist customer, comprehensive service customer, dan comfort and food enthusiasts customer. Berdasarkan segmen tersebut, dipilih cozy and quick customer sebagai target pasar dan dilakukan positioning bisnis terhadap kompetitor utama. Dari hasil karakteristik target pasar, selanjutnya dirumuskan strategi bauran pemasaran 7P yang meliputi aspek product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence.