RESTI FAJRI OCTAVIANTI
EMBARGO  2027-08-16 
EMBARGO  2027-08-16 
re
EMBARGO  2027-08-16 
EMBARGO  2027-08-16 
RESTI FAJRI OCTAVIANTI
EMBARGO  2027-08-16 
EMBARGO  2027-08-16 
RESTI FAJRI OCTAVIANTI
EMBARGO  2027-08-16 
EMBARGO  2027-08-16 
RESTI FAJRI OCTAVIANTI
EMBARGO  2027-08-16 
EMBARGO  2027-08-16 
RESTI FAJRI OCTAVIANTI
EMBARGO  2027-08-16 
EMBARGO  2027-08-16 
Senyawa boron merupakan mikronutrien penting bagi tumbuhan, manusia, dan hewan.
Namun, komposisi boron yang sedikit lebih tinggi dari komposisi yang diperlukan dapat
membuatnya menjadi racun. Sebagian besar negara di dunia menetapkan konsentrasi boron
dalam air minum berada di bawah 0,5 mg/L. Sebagian besar senyawa boron berada dalam
bentuk B(OH)3 atau B(OH)4¯ dalam air. Salah satu pendekatan dalam memisahkan senyawa
boron dalam air dapat dilakukan dengan suatu membran PVDF yang dikompositkan dengan
kerangka logam organik (Metal-Organic Frameworks, MOFs) berbasis Zr, yaitu UiO-66.
Selain itu, peningkatan sifat hidrofilik membran dapat dilakukan dengan memodifikasi gugus
pada ligan organik MOFs sehingga dapat meningkatkan kinerja membran dalam merejeksi
senyawa boron dalam air. Pada penelitian ini, MOFs UiO-66 (U) dimodifikasi dengan
mengganti ligan asam tereftalat menjadi asam 2-aminotereftalat yang memiliki gugus amina
(UN) dan asam 2,5-dihidroksitereftalat yang memiliki gugus hidroksil (UO), kemudian
dikompositkan dengan polimer poliviniliden difluorida (PVDF) menjadi membran penyaring
boron. Komposit MOFs dan polimer PVDF (P) dilakukan menggunakan metode
electrospinning untuk menghasilkan membran komposit yang memiliki fluks larutan maupun
rejeksi terhadap senyawa boron lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode inversi fasa.
Karakterisasi difraksi sinar-X serbuk (PXRD) mengonfirmasi struktur kristal MOFs telah
sesuai referensi dengan puncak khas pada 2? = 7,37°; 8,51°; dan 25,74°. Selain itu,
pemodifikasian gugus fungsi ligan MOFs dikarakterisasi menggunakan inframerah
transformasi Fourier (FTIR) dan diperoleh perbedaan puncak, yaitu pada 3460 dan 3350 cm-1
yang dimiliki oleh MOFs UN dan pada 3240 cm-1 yang dimiliki oleh MOFs UO. Membran
komposit hasil fabrikasi dikarakterisasi menggunakan mikroskopi pemindaian elektron (SEM)
untuk mengetahui morfologi dan penampang lintang dan diperoleh hasil analisis gambar
berupa permukaan membran P dan P-UN yang memiliki pori lebih padat dibandingkan dengan
P-U, serta spektroskopi dispersif energi (EDS) sehingga dapat diketahui bahwa persebaran
MOFs merata pada membran. Membran diukur sudut kontaknya sehingga dapat diketahui
bahwa sudut kontak menurun dari membran P, P-U, dan P-UN yaitu sebesar 82,1°; 80,3°; dan
66,5°. Selain itu, konsentrasi dari boron hasil filtrasi ditentukan menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Fluks yang diperoleh dari membran hasil electrospinning
mengalami peningkatan cukup signifikan jika dibandingkan dengan fluks yang diperoleh dari
membran hasil inversi fasa. Rejeksi terhadap senyawa boron yang diperoleh dari membran
hasil electrospinning juga memiliki tren yang sama dengan membran hasil inversi fasa, yaitu
semakin meningkatnya sifat hidrofilik dari membran (P-UN > P-U > P), maka persen
rejeksinya juga mengalami peningkatan. Namun, nilai persen rejeksi boron dari membran hasil
electrospinning masih sedikit lebih rendah dibandingkan dengan membran hasil inversi fasa.