digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemajuan teknologi baru-baru ini telah mengubah lingkungan bisnis secara drastis, terutama dengan munculnya fenomena startup di berbagai sektor industri. Fenomena startup ini semakin penting dalam perekonomian internasional. Pergeseran global menuju konsep ekonomi baru, ekosistem startup yang berkembang di seluruh dunia, dan perkembangan teknologi adalah faktor kunci dari transformasi ini. Penggunaan teknologi dalam operasi sehari-hari telah berevolusi dari tren menjadi kebutuhan strategis dalam lingkungan startup yang terus berkembang. Otomatisasi proses adalah salah satu teknologi yang umum digunakan untuk mendukung operasi bisnis saat ini. Meskipun teknologi menyediakan fondasi untuk transformasi digital, kemampuan perusahaan untuk berkembang di era digital pada akhirnya bergantung pada kemampuan, fleksibilitas, dan semangat kerja sama tenaga kerjanya. Namun, meskipun fenomena startup dan tren penggunaan otomatisasi dalam proses bisnis berkembang pesat di Indonesia, di mana kapabilitas karyawan memainkan peran penting dalam mengoperasikannya, sejauh ini, belum ada penelitian yang membahas dampak otomatisasi proses dan kapabilitas karyawan secara bersamaan pada startup di Indonesia yang memberikan wawasan bagi mereka untuk meningkatkan efisiensi operasional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan menginvestigasi dampak otomatisasi proses dan kapabilitas karyawan terhadap efisiensi operasional pada startup di Indonesia, terutama pada startup enterprise di bawah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Populasi penelitian ini adalah perusahaan startup di bawah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang berjumlah 16 perusahaan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner online yang diisi oleh karyawan perusahaan startup yang diamati. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, diketahui bahwa otomatisasi proses dan kapabilitas karyawan, baik secara individu maupun simultan, memiliki dampak positif yang signifikan terhadap efisiensi operasional dengan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 14,514 + 0,197 X1 + 0,679 X2. Nilai koefisien determinasi (r2 ) = 0,588 berarti 58,8% variasi dari Efisiensi Operasional (Y) dapat dijelaskan oleh Otomasi Proses (X1) dan Kapabilitas Karyawan (X2) secara simultan, sedangkan 41,2% lainnya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Analisis dimensi variabel dengan menggunakan diagram jaring laba-laba dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan startup yang diamati pada setiap variabel yang diteliti. Hasilnya menunjukkan bahwa otomatisasi proses yang saat ini dilakukan oleh startup yang diamati dapat dikatakan baik. Dari empat dimensi otomatisasi proses, startup yang diamati lemah dalam interaksi pelanggan dan pemrosesan data dan ada kesenjangan besar antara dua dimensi ini dan dua dimensi kuat lainnya yaitu otomatisasi proses, alur kerja, dan otomatisasi tugas rutin. Hal ini menunjukkan bahwa mereka harus memprioritaskan peningkatan dua dimensi terlemah sebelum meningkatkan dimensi lainnya untuk meningkatkan efisiensi operasional. Di sisi lain, perusahaan rintisan yang diamati telah memiliki kemampuan karyawan yang sangat baik yang dapat memberikan mereka efisiensi operasional. Hal ini menunjukkan bahwa mereka perlu mempertahankannya untuk mempertahankan efisiensi operasional mereka.