BAB 1 Wilbert Yap
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Wilbert Yap
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Wilbert Yap
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Wilbert Yap
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Wilbert Yap
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Wilbert Yap
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Selama beberapa dekade terakhir, e-waste menjadi perhatian global karena
peningkatan jumlahnya yang signifikan dan masalah lingkungan yang dapat
ditimbulkannya di seluruh dunia. Indonesia merupakan negara produsen e-waste
terbesar di ASEAN menghasilkan sekitar 1.700 kiloton e-waste pada 2020 dan
diperkirakan akan terus meningkat hingga 3.250 kiloton pada 2040. Penggunaaan
e-waste sebagai bahan baku peleburan tembaga sekunder menjadi solusi yang dapat
dilakukan untuk mendaur ulang limbah ini. Penelitian ini dilakukan untuk
mempelajari simulasi termodinamika peleburan berbagai komposisi campuran
papan sirkuit cetak (printed circuit board, PCB), tembaga bekas (copper scrap),
dan terak agar dapat mengevaluasi pengaruh komposisi umpan dan kondisi
peleburan terhadap output peleburan menggunakan FactSage 8.2.
Simulasi dilakukan dengan umpan berupa PCB, tembaga bekas, dan terak. Dua
metode simulasi termodinamika peleburan e-waste pada temperatur tinggi telah
dilakukan. Metode pertama dilakukan dengan mengatur kondisi peleburan melalui
pengaturan temperatur (900, 1000, 1100, 1200, 1300, 1400, 1500°C) dan tekanan
parsial oksigen (pO2) (10-6, 10-7, 10-8, 10-9, 10-10, 10-11) pada variasi PCB di dalam
campuran umpan (25%, 50%, dan 75%) untuk memberikan gambaran kondisi
optimal proses peleburan. Metode kedua disimulasikan dengan memvariasikan
rasio umpan terhadap udara (feed/blast), jumlah kokas (0%, 1%, 3%, 6%, 12%),
dan jumlah kehilangan panas (0, 1, 2 MJ/kg umpan) dari tanur untuk mempelajari
output peleburan yang dihasilkan. Data hasil simulasi tersebut kemudian dianalisis
untuk mempelajari pengaruh komposisi umpan dan kondisi peleburan terhadap tipe
dan komposisi fasa yang terbentuk selama peleburan e-waste pada temperatur
tinggi.
Penurunan pO2 dan kenaikan temperatur menurunkan kehilangan tembaga di terak
namun juga menurunkan kemurnian tembaga dalam black copper. Kondisi optimal
peleburan tembaga sekunder pada T=1400°C dan pO2=10?9 atm untuk 50% PCB
dalam umpan. Pada 50% PCB dalam umpan dan skenario kehilangan panas = 1
MJ/kg umpan (10.582 MJ), kondisi optimal tersebut dapat dicapai pada
penambahan jumlah udara sebesar 2 kg/kg-umpan, penambahan 6% kokas/kgumpan
dimana diperoleh kandungan tembaga di black copper sebesar 85%,
kehilangan tembaga di terak sebesar 0,65%, dan tekanan parsial dioxin sebesar 10-
14,09 atm.