digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

RAHMALIA PUSPAWARDANI
PUBLIC Latifa Noor

RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 

RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 

RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 

RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 

RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 

RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 

RAHMALIA PUSPAWARDANI
PUBLIC Latifa Noor

Kompleks besi(II) oktahedral dengan ligan 1,2,4-triazol (Htrz) adalah senyawa yang unik karena bersifat diamagnetik pada suhu rendah dan dapat berubah menjadi paramagnetik ketika dipanaskan. Fenomena ini terjadi karena perubahan spin elektron pada besi(II) dari keadaan spin rendah menjadi spin tinggi secara reversible yang dikenal sebagai fenomena spin transisi atau spin crossover (SCO). Sintesis senyawa kompleks besi(II) dengan ligan Htrz menggunakan pelarut air atau alkohol dapat menghasilkan kompleks dengan rumus [Fe(Htrz)3] 2+ atau [Fe(Htrz)2(trz)]+ tergantung pelarut yang digunakan, teknik sintesis, dan konsentrasi prekursor di dalam larutan. Pengembangan teknik sintesis kompleks SCO dengan cara mechanochemistry tanpa pelarut telah dilaporkan akhir-akhir ini pada kompleks besi(II) dengan ligan turunan triazol. Sintesis kompleks besi(II) dengan ligan Htrz dan anion tetrafluoroborat (BF4 ? ) telah dilakukan menggunakan teknik pelarutan dengan pelarut metanol (I), pelarut etanol dan air (II), serta tanpa pelarut (III). Seluruh teknik sintesis yang dilakukan menghasilkan produk berupa padatan berwarna ungu dengan persen rendemen 46%, 33%, dan 48% berturut-turut untuk kompleks (I), (II), dan (III). Kandungan unsur karbon, nitrogen, dan hidrogen pada kompleks (I) dan (II) menunjukkan bahwa produk memiliki formula [Fe(Htrz)2(trz)]BF4, sedangkan kompleks (III) merupakan campuran dari [Fe(Htrz)2(trz)]BF4 dan [Fe(Htrz)3](BF4)2. Ini juga didukung dengan adanya puncak pada spektrum Powder XRay Diffraction (PXRD) yang bersesuaian dengan spektrum hasil kalkulasi [Fe(Htrz)2(trz)]BF4 pada keadaan spin rendah. Kompleks (I) dan (III) mulai terdekomposisi pada suhu sekitar 573 K, sedangkan kompleks (II) mulai terdekomposisi pada suhu sekitar 623 K. Pada suhu 290 K, kompleks memiliki momen magnet sebesar 1,78 BM; 1,62 BM; dan 2,05 BM berturut-turut untuk kompleks (I), (II), dan (III). Kompleks hasil sintesis berubah warna menjadi putih ketika dipanaskan kemudian kembali menjadi ungu ketika didinginkan menunjukkan adanya fenomena SCO dengan histeresis. Sintesis dengan teknik mechanochemistry memberikan rentang suhu transisi paling lebar sebesar 56 K dengan suhu transisi LS?HS = 383 K dan HS?LS = 327 K