RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 
EMBARGO  2027-08-21 
RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 
EMBARGO  2027-08-21 
RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 
EMBARGO  2027-08-21 
RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 
EMBARGO  2027-08-21 
RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 
EMBARGO  2027-08-21 
RAHMALIA PUSPAWARDANI
EMBARGO  2027-08-21 
EMBARGO  2027-08-21 
Kompleks besi(II) oktahedral dengan ligan 1,2,4-triazol (Htrz) adalah senyawa yang unik
karena bersifat diamagnetik pada suhu rendah dan dapat berubah menjadi paramagnetik ketika
dipanaskan. Fenomena ini terjadi karena perubahan spin elektron pada besi(II) dari keadaan
spin rendah menjadi spin tinggi secara reversible yang dikenal sebagai fenomena spin transisi
atau spin crossover (SCO). Sintesis senyawa kompleks besi(II) dengan ligan Htrz
menggunakan pelarut air atau alkohol dapat menghasilkan kompleks dengan rumus
[Fe(Htrz)3]
2+ atau [Fe(Htrz)2(trz)]+
tergantung pelarut yang digunakan, teknik sintesis, dan
konsentrasi prekursor di dalam larutan. Pengembangan teknik sintesis kompleks SCO dengan
cara mechanochemistry tanpa pelarut telah dilaporkan akhir-akhir ini pada kompleks besi(II)
dengan ligan turunan triazol. Sintesis kompleks besi(II) dengan ligan Htrz dan anion
tetrafluoroborat (BF4
?
) telah dilakukan menggunakan teknik pelarutan dengan pelarut metanol
(I), pelarut etanol dan air (II), serta tanpa pelarut (III). Seluruh teknik sintesis yang dilakukan
menghasilkan produk berupa padatan berwarna ungu dengan persen rendemen 46%, 33%, dan
48% berturut-turut untuk kompleks (I), (II), dan (III). Kandungan unsur karbon, nitrogen,
dan hidrogen pada kompleks (I) dan (II) menunjukkan bahwa produk memiliki formula
[Fe(Htrz)2(trz)]BF4, sedangkan kompleks (III) merupakan campuran dari [Fe(Htrz)2(trz)]BF4
dan [Fe(Htrz)3](BF4)2. Ini juga didukung dengan adanya puncak pada spektrum Powder XRay Diffraction (PXRD) yang bersesuaian dengan spektrum hasil kalkulasi
[Fe(Htrz)2(trz)]BF4 pada keadaan spin rendah. Kompleks (I) dan (III) mulai terdekomposisi
pada suhu sekitar 573 K, sedangkan kompleks (II) mulai terdekomposisi pada suhu sekitar
623 K. Pada suhu 290 K, kompleks memiliki momen magnet sebesar 1,78 BM; 1,62 BM; dan
2,05 BM berturut-turut untuk kompleks (I), (II), dan (III). Kompleks hasil sintesis berubah
warna menjadi putih ketika dipanaskan kemudian kembali menjadi ungu ketika didinginkan
menunjukkan adanya fenomena SCO dengan histeresis. Sintesis dengan teknik
mechanochemistry memberikan rentang suhu transisi paling lebar sebesar 56 K dengan suhu
transisi LS?HS = 383 K dan HS?LS = 327 K