digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Temperatur adalah aspek penting dan merupakan salah satu target eksplorasi panas bumi. Magnetotellurik (MT) sering digunakan dalam eksplorasi panas bumi untuk menggambarkan daerah prospek dengan mencari anomali resistivitas rendah, yaitu kurang dari 10 Ohm.m yang diasumsikan berkorelasi dengan batuan penudung yang konduktif. Pada tahap awal, biasanya dilakukan analisis kualitatif hanya berdasarkan peta resistivitas semu pada periode berbeda. Pendekatan seperti ini memiliki kemungkinan keberhasilan yang relatif rendah karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai resistivitas di bawah permukaan. Penelitian ini menggunakan konsep yang menghubungkan penurunan resistivitas dengan peningkatan temperatur untuk memperkirakan nilai gradien temperatur dari gradien resistivitas. Gradien resistivitas dihitung dari penurunan kurva resistivitas semu dan resistivitas sebenarnya hasil pemodelan data MT. Kedua gradien resistivitas tersebut menunjukkan gambaran prospek panas bumi yang lebih baik, yaitu gradien resistivitas tinggi terdapat pada daerah upflow atau di sekitar pusat erupsi yang mungkin menjadi sumber panas. Data temperatur dari sumur terdekat juga digunakan untuk mengkalibrasi pendekatan ini. Hasil dari proses kalibrasi dengan data sumur didapatkan peta distribusi gradien temperatur dan model isotermal yang menunjukkan korelasi dengan model konseptual sebelumnya.