digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Nefri Syahendra Sitanggang
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Nefri Syahendra Sitanggang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nefri Syahendra Sitanggang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nefri Syahendra Sitanggang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nefri Syahendra Sitanggang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nefri Syahendra Sitanggang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nefri Syahendra Sitanggang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan negara dengan produksi penambangan logam nikel terbesar di dunia. Tingginya produksi nikel nasional menyebabkan semakin besar residu pelindian nikel yang dihasilkan. Selain itu, sampah rumah tangga di indonesia semakin meningkat jumlahnya setiap tahun. Residu pelindian nikel dan sampah rumah tangga memiliki permasalahan terkait kebutuhan lahan dan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu diperlukan metode pemanfaatan yang sesuai agar dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari residu pelindian nikel dan sampah rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan peuyeumisasi sampah (PS) sebagai altematif reduktor dalam proses ekstraksi besi dari residu pelindian nikel. Dalam penelitian ini, residu pelindian nikel berasal dari proses step-temperature acid leaching (ST AL) milik PT Hydrotech Metal Indonesia. Sedangkan sampah untuk dilakukan peuyeumisasi diambil dari sampah yang ada di ITB Ganesha. Serangkaian percobaan meliputi preparasi residu pelindian nikel, pembuatan peuyeumisasi sampah, karakterisasi awal sampel residu pelindian nikel dan peuyeumisasi sampah, pembuatan briket residu pelindian nikel dengan variasi penambahan PS O %, 20 %, dan 30 %, percobaan skala laboratorium dan analisis hasil reduksi. Percobaan dilakukan pada mujjle furnace dengan variasi temperatur awal 700°C, 800°C, 900°C, dan 1000°C menu ju temperatur isotermal akhir 1450°C dengan waktu total reduksi selama 105 menit, 95 menit, 85 menit, dan 75 menit serta laju pemanasan 10°C/menit. Untuk menganalisis pengaruh tiap parameter, sampel dihitung perubahan beratnya. Logam hasil reduksi ditimbang untuk mengetahui beratnya. Kemudian logam dan terak hasil reduksi dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) untuk menentukan kadar unsur dan oksida yang terdapat di dalamnya. Hasil percobaan menunjukkan bahwa logam tidak terbentuk pada briket O % PS dan 30 % PS dengan temperatur awal reduksi 1000°C. Peningkatan temperatur awal reduksi cenderung menurunkan berat logam yang dihasilkan. Peningkatan proporsi PS cenderung meningkatkan berat logam hasil reduksi dan persen perolehan kromium serta menurunkan persen perolehan besi dan nikel. Pada percobaan ini, persen perolehan besi berkisar 79,31-95,3%, persen perolehan nikel berkisar 72,62- 99,99%, dan persen perolehan kromium berkisar 3,82-30,39%. Sementara itu, diperoleh kandungan sulfur terendah pada logam pada briket 20 % PS dengan temperatur awal reduksi 800°C yaitu sebesar 0,08%.