digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Fauzi Septama Sis
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kesulitan mendefinisikan objek transaksi diduga menjadi isu dalam meraih kontrak baru untuk meyakinkan pengguna jasa. Wujud yang samar-samar sulit diproyeksikan karena melibatkan metode konvensional. Keunikan karakteristik pemasaran kon-traktor dibandingkan dengan industri lainnya menuntut pemahaman yang kompre-hensif dalam mengatasi permasalahan pemasaran jasa tersebut. Kesadaran situasional atas BIM sebagai objek visual dan pangkalan informasi berpeluang dilihat untuk mendisrupsi kondisi pasar terkini. Data secara terbatas dihimpun dari 3 (tiga) perus-ahaan yang notabene BUMN Karya melalui pendekatan kualitatif dengan wawancara semiterstruktrur. Potensi dihimpun dari evaluasi kondisi internal perusahaan dari per-spektif Bidang BIM dan Bidang Pemasaran. Potensi pemasaran dianggap berhasil ketika terjadi transaksi antara kontraktor dan klien. Temuan studi menjumpai bahwa ketiga kontraktor cenderung mengadopsi konsep pemasaran demand-pull. Bahkan, mayoritas kontraktor menggunakan BIM atas dasar respons kebijakan pasar publik. Perusahaan lebih tertarik untuk memenuhi permintaan yang telah hadir di pasar dibandingkan dengan menciptakan eksposur yang baru. Walaupun begitu, penelitian ini menemukan celah perbedaan perspektif kedua bidang dalam memproyeksikan peluang BIM sebagai instrumen pemasaran. Sebagai simpulan, BIM dipandang ber-potensi sebagai alat pemasaran untuk merespons pasar berdasarkan kacamata internal perusahaan kontraktor.