digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

NABILA VIRA NANDHITA ABSTRAK
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Air adalah komponen penting bagi kehidupan. Di Indonesia, ketersediaan air bersih sangat penting karena kebutuhan meningkat seiring tingginya populasi. Kabupaten Bandung, wilayah dengan populasi tertinggi ketiga di Jawa Barat (BPS Jawa Barat 2020), memiliki 53,07% rumah tangga yang bergantung pada sumur bor atau pompa sebagai sumber air utama dan sanitasi. Tingginya angka ini memerlukan analisis pencemaran air sumur di Kabupaten Bandung untuk pengelolaan yang lebih baik. Metode klaster dapat digunakan untuk analisis ini, dengan pendekatan hierarki dan non-hierarki untuk berbagai jumlah klaster. Metode yang paling sesuai dipilih menggunakan nilai icdrate dan pseudo-f. Untuk data logam pada air sumur di Kabupaten Bandung, metode klaster yang paling tepat adalah k-means, membagi sampel menjadi lima klaster yaitu 6 sampel di Klaster 1, 36 sampel di Klaster 2, 19 sampel di Klaster 3, 119 sampel di Klaster 4, dan 3 sampel di Klaster 5. Hasil klaster kemudian dibandingkan dengan standar baku mutu dari Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 dan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 untuk menentukan status kondisi air berdasarkan tingkat pencemarannya. Hasilnya adalah Klaster 1, 3, dan 5 memiliki persentase tertinggi untuk sampel yang tergolong tercemar dibanding klaster lainnya. Sumur yang berada di permukiman dekat industri memiliki tiga dari lima rata-rata kandungan logam yang lebih tinggi dibanding lokasi lainnya.