Klasifikasi sumber daya untuk batubara di Indonesia saat ini mengacu kepada
klasifikasi sumber daya berdasarkan SNI 5015 (2019) yang diklasifikasikan
berdasarkan kompleksitas geologi serta geometri pengeboran berupa spasi lubang
bor. Namun, seiring dengan perkembangan keilmuan dalam dunia eksplorasi
pertambangan, perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait kompleksitas geologi
yang kemudian dikaitkan dengan parameter data kualitas batubara berupa
ketebalan lapisan serta data kualitas batubara berupa ash, fixed carbon, inherent
moisture, total sulfur, dan volatile matter. Selain data ketebalan lapisan dan
kualitas batubara, diperlukan juga variabel spasi rata – rata bor existing untuk
mengetahui klasifikasi sumber daya yang ada di daerah penelitian.
Seam X pada daerah penelitian dimodelkan secara dua dimensi untuk mengetahui
sebaran sumber daya Seam X, pengaruh kompleksitas geologi pada daerah
penelitian termasuk ke dalam klasifikasi moderat serta klasifikasi sumber daya
berdasarkan spasi lubang bor existing termasuk ke dalam klasifikasi terukur.
Analisis spasi lubang bor dilakukan dengan menggunakan pendekatan Global
Estimation Variance (GEV) dengan tujuan untuk menghasilkan spasi lubang bor
optimum dari Seam X. Estimasi dengan menggunakan Global Estimation
Variance menghasilkan nilai error pada setiap spasi yang dianalisis yakni
100x100 m, 200x200 m, 300x300 m, 400x400 m, 500x500 m, 1000x1000 m, dan
1500x1500 m.
Hasil dari analisis spasi lubang bor kemudian dikaitkan dengan klasifikasi error
relatif untuk menyesuaikan setiap error dengan klasifikasi 0-10% untuk sumber
daya terukur, 10-20% untuk sumber daya tertunjuk, dan 20-50% untuk sumber
daya tereka. Hasil studi pada daerah penelitian untuk Seam X yang termasuk ke
dalam Formasi Balikpapan menghasilkan spasi lubang bor optimum untuk
klasifikasi sumber daya terukur yakni 231,6 m, tertunjuk 431,6 m, dan tereka
1031,6 m.