digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Klasifikasi sumber daya untuk batubara di Indonesia saat ini mengacu kepada klasifikasi sumber daya berdasarkan SNI 5015 (2019) yang diklasifikasikan berdasarkan kompleksitas geologi serta geometri pengeboran berupa spasi lubang bor. Namun, seiring dengan perkembangan keilmuan dalam dunia eksplorasi pertambangan, perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait kompleksitas geologi yang kemudian dikaitkan dengan parameter data kualitas batubara berupa ketebalan lapisan serta data kualitas batubara berupa ash, fixed carbon, inherent moisture, total sulfur, dan volatile matter. Selain data ketebalan lapisan dan kualitas batubara, diperlukan juga variabel spasi rata – rata bor existing untuk mengetahui klasifikasi sumber daya yang ada di daerah penelitian. Seam X pada daerah penelitian dimodelkan secara dua dimensi untuk mengetahui sebaran sumber daya Seam X, pengaruh kompleksitas geologi pada daerah penelitian termasuk ke dalam klasifikasi moderat serta klasifikasi sumber daya berdasarkan spasi lubang bor existing termasuk ke dalam klasifikasi terukur. Analisis spasi lubang bor dilakukan dengan menggunakan pendekatan Global Estimation Variance (GEV) dengan tujuan untuk menghasilkan spasi lubang bor optimum dari Seam X. Estimasi dengan menggunakan Global Estimation Variance menghasilkan nilai error pada setiap spasi yang dianalisis yakni 100x100 m, 200x200 m, 300x300 m, 400x400 m, 500x500 m, 1000x1000 m, dan 1500x1500 m. Hasil dari analisis spasi lubang bor kemudian dikaitkan dengan klasifikasi error relatif untuk menyesuaikan setiap error dengan klasifikasi 0-10% untuk sumber daya terukur, 10-20% untuk sumber daya tertunjuk, dan 20-50% untuk sumber daya tereka. Hasil studi pada daerah penelitian untuk Seam X yang termasuk ke dalam Formasi Balikpapan menghasilkan spasi lubang bor optimum untuk klasifikasi sumber daya terukur yakni 231,6 m, tertunjuk 431,6 m, dan tereka 1031,6 m.