digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Material baja karbon rendah API 5L X52 sering digunakan sebagai material penyusun pipeline di industri minyak dan gas Indonesia karena memiliki weldability, sifat mekanik yang baik, dan harga yang ekonomis serta efektif dalam proses instalasi. Namun, perlu dipertimbangkan ketahanannya terhadap korosi mikrobiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dampak kehadiran bakteri Bacillus aryabhattai SKC-5 serta penambahan inhibitor nano tembaga terhadap proses korosi mikrobiologi pada pipa paduan baja API 5L X52 di dalam lingkungan air laut. Spesimen yang digunakan berupa pipa API 5L X52 yang direndam dalam medium air laut steril yang mengandung bakteri Bacillus aryabhattai SKC-5 dan inhibitor nanopartikel tembaga selama 7 dan 14 hari. Jumlah kehadiran bakteri dalam larutan pengujian dibuktikan melalui metode Total Plate Count (TPC) dan pengukuran Optical Density (OD). Kemudian, aktivitas korosi spesimen dalam larutan pengujian akibat mikroorganisme dievaluasi melalui pengujian weight loss. Identifikasi produk korosi pada permukaan spesimen dilakukan untuk menentukan keberadaan bakteri dan nanopartikel tembaga yang menempel permukaan spesimen juga dilakukan menggunakan teknik karakterisasi Fourier Transform Infrared spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), dan Scanning Electron Microscope (SEM) yang dilengkapi dengan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan nanopartikel tembaga mampu menurunkan laju korosi pada spesimen yang direndam, yaitu sebanyak 41,38% setelah 7 hari dan 43,76% setelah 14 hari berdasarkan pengujian weight loss. Hasil uji TPC menunjukkan bahwa inhibitor nano tembaga dapat menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu sebanyak 72% untuk bakteri planktonik dan 71,5% untuk bakteri sesil. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan adanya pengurangan nilai absorbansi berdasarkan hasil uji OD yaitu sebesar 65,7% untuk bakteri planktonik dan 69,35% untuk bakteri sesil. Kehadiran lapisan biofilm bakteri terkonfirmasi melalui fenomena lapisan dan persebaran unsur karbon yang melimpah pada permukaan spesimen melalui pengujian SEM-EDS. Kemudian, kehadiran bakteri bacillus aryabhattai SKC-5 yang berbentuk batang terlihat menggunakan SEM-EDS. Selain itu, kehadiran nanopartikel tembaga tervalidasi kehadirannya melalui persebaran unsur tembaga dan karbon yang melimpah pada permukaan spesimen. Hasil ini juga didukung dengan ditemukannya gugus fungsi S2- yang berasal dari metabolisme bakteri maupun senyawa organik Flavonoid, Mitraginin, dan Saponin pada daun kratom penyusun nanopartikel tembaga berdasarkan pengujian FTIR. Pengujian XRD juga membuktikan bahwa telah terjadi oksidasi ferrous menjadi ferric oleh bakteri dengan ditemukannya senyawa Fe+3O(OH) dan Fe2O3 pada produk korosi.