tersebut menghasilkan crude terpineol berwarna kuning kecokelatan yang mengandung
sisa komponen terpentin, terpineol, terpin hidrat, dan residu. Terpineol memiliki nilai jual
lebih tinggi (8.160 USD/ton) dibandingkan terpentin (6.630 USD/ton). Berdasarkan titik
didihnya, terpentin bersifat sebagai pengotor ringan dalam crude terpineol. Kemurnian
terpineol dapat ditingkatkan dengan menghilangkan pengotor ringan. Pemisahan dengan
teknik distilasi dipilih sebab komponen di dalam crude terpineol memiliki perbedaan titik
didih yang cukup lebar. Akan tetapi, pemisahan pada temperatur tinggi mengakibatkan
dekomposisi termal senyawa-senyawa yang terkandung dalam crude terpineol. Melalui
pertimbangan tersebut, dilakukan distilasi pada tekanan vakum untuk menurunkan titik
didih komponen crude terpineol. Hal ini selaras dengan diperolehnya daerah pemisahan
yang lebih luas pada kurva kesetimbangan uap-cair ketika tekanannya diturunkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi operasi yang optimum pada proses
pemisahan terpentin dari crude terpineol dengan distilasi vakum partaian. Variabel yang
divariasikan adalah tekanan operasi dan rasio refluks. Tekanan operasi yang digunakan
terdiri dari 400 mmHg, 450 mmHg, dan 500 mmHg. Sementara rasio refluks divariasikan
pada nilai 2, 3, dan 4. Metode percobaan terdiri dari tiga tahap utama yaitu karakterisasi
crude terpineol, pemisahan terpentin dari crude terpineol menggunakan distilasi vakum
partaian, serta karakterisasi produk distilasi. Karakterisasi dilakukan menggunakan alat
Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) dan Gas Chromatography-Flame
Ionization Detection (GC-FID). Dari penelitian ini, diperoleh konsentrasi terpentin pada
distilat yang lebih tinggi ketika tekanan semakin vakum dan rasio refluks ditingkatkan.
Penentuan kondisi optimum dilakukan dengan memerhatikan volume distilat, konsentrasi
terpentin, dan biaya operasi. Dengan memaksimalkan volume distilat serta konsentrasi
terpentin dan menekan biaya operasi didapatkan kondisi optimum pada tekanan 425,25
mmHg dan rasio refluks 4. Kondisi tersebut menghasilkan volume distilat sebesar 92,7
mL, konsentrasi terpentin 96,51%, dan biaya operasi senilai Rp24.310.