Dalam lingkup bisnis pada zaman ini, sering kali terjadi perubahan dalam struktur organisasi yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti penggabungan perusahaan, akuisisi, dan restrukturisasi strategis. Transisi semacam ini sering kali melibatkan perubahan besar dalam budaya perusahaan, yang dapat menimbulkan tantangan serta memberikan peluang bagi karyawan, terutama mereka yang terlibat dalam perpindahan bisnis. Penelitian ini menginvestigasi metode yang diterapkan oleh Pertamina WK Rokan dalam upaya mengintegrasikan mantan karyawan Chevron Pacific Indonesia serta mengadopsi budaya bisnis PERTAMINA WK Rokan, khususnya nilai-nilai AKHLAK, selama periode transisi dari kedua perusahaan tersebut dan setelahnya. Laporan ini menyoroti berbagai tantangan dan kompleksitas yang muncul dalam proses asimilasi budaya kerja baru selama dan setelah pergantian manajemen. Integrasi budaya memiliki peran yang sangat penting dalam proses perubahan organisasi, berpengaruh pada motivasi karyawan, produktivitas, dan pada akhirnya, kesuksesan bisnis. Ketika karyawan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain, mereka membawa dengan mereka nilai-nilai, keyakinan, dan pola kerja mereka. Hal ini dapat sesuai atau tidak sesuai dengan budaya perusahaan yang baru. Memahami bagaimana individu mengalami proses transisi antar budaya menjadi kunci dalam mendorong integrasi yang efektif serta menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
PUBLIC Open In Flip Book Yose Ali Rahman
Dalam lingkup bisnis pada zaman ini, sering kali terjadi perubahan dalam struktur
organisasi yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti penggabungan perusahaan,
akuisisi, dan restrukturisasi strategis. Transisi semacam ini sering kali melibatkan
perubahan besar dalam budaya perusahaan, yang dapat menimbulkan tantangan
serta memberikan peluang bagi karyawan, terutama mereka yang terlibat dalam
perpindahan bisnis. Penelitian ini menginvestigasi metode yang diterapkan oleh
Pertamina WK Rokan dalam upaya mengintegrasikan mantan karyawan Chevron
Pacific Indonesia serta mengadopsi budaya bisnis PERTAMINA WK Rokan,
khususnya nilai-nilai AKHLAK, selama periode transisi dari kedua perusahaan
tersebut dan setelahnya. Laporan ini menyoroti berbagai tantangan dan
kompleksitas yang muncul dalam proses asimilasi budaya kerja baru selama dan
setelah pergantian manajemen. Integrasi budaya memiliki peran yang sangat
penting dalam proses perubahan organisasi, berpengaruh pada motivasi karyawan,
produktivitas, dan pada akhirnya, kesuksesan bisnis. Ketika karyawan beralih dari
satu perusahaan ke perusahaan lain, mereka membawa dengan mereka nilai-nilai,
keyakinan, dan pola kerja mereka. Hal ini dapat sesuai atau tidak sesuai dengan
budaya perusahaan yang baru. Memahami bagaimana individu mengalami proses
transisi antar budaya menjadi kunci dalam mendorong integrasi yang efektif serta
menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
Penelitian ini memanfaatkan kerangka teori untuk mengeksplorasi secara
mendalam integrasi budaya. Kerangka kerja ini menggabungkan prinsip-prinsip
manajemen perubahan, budaya AKHLAK, model Kübler-Ross, dan DMIS, yang
memberikan sudut pandang yang komprehensif dalam menganalisis teknik yang
digunakan oleh karyawan selama masa transisi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengklarifikasi sifat dari transisi budaya dan dampaknya terhadap transformasi
organisasi dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang.
Disamping itu, penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif,
termasuk wawancara dan observasi partisipan, untuk merekam pandangan langsung
dari mantan karyawan saat mereka beralih antara Chevron Pacific Indonesia dan
Pertamina WK Rokan. Pendekatan kualitatif memberikan pemahaman yang
mendalam dan rinci tentang pengalaman individu, yang memungkinkan
pemeriksaan yang cermat terhadap fenomena yang kompleks seperti asimilasi budaya. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan taktik, hambatan, dan
faktor-faktor pendukung dalam asimilasi budaya melalui wawancara yang
komprehensif dan observasi partisipan.
Penelitian awal menunjukkan bahwa karyawan yang mengalami proses migrasi
menggunakan serangkaian strategi penanganan untuk mengatasi perubahan budaya.
Proses asimilasi melibatkan beberapa tahapan, yaitu restrukturisasi kognitif,
penerimaan emosional, dan adaptasi perilaku, yang masing-masing memiliki peran
tersendiri. Restrukturisasi kognitif melibatkan proses evaluasi ulang dan
pembentukan kembali pandangan serta keyakinan individu terhadap budaya
perusahaan yang baru, yang memungkinkan penyelesaian konflik dan pencarian
perspektif bersama. Penerimaan emosional melibatkan pengenalan dan penanganan
komponen emosional dari transformasi budaya, seperti perasaan ketidakpastian,
nostalgia, dan kegembiraan. Adaptasi perilaku merujuk pada penyesuaian tindakan
dan perilaku individu agar sesuai dengan standar dan perilaku yang diharapkan dari
budaya perusahaan yang berbeda, yang membantu mendorong integrasi dan
persetujuan sosial.
Selanjutnya, penelitian ini menyoroti faktor-faktor penting yang mendukung atau
menghambat proses asimilasi. Dukungan kepemimpinan memainkan peran yang
sangat penting dalam memfasilitasi transisi karyawan, karena kepemimpinan yang
mendukung dapat memberikan arahan, bimbingan, dan sumber daya yang
dibutuhkan. Komunikasi yang efektif juga sangat penting, sehingga perusahaan
dapat menyampaikan keyakinan, tujuan, dan harapan mereka dengan jelas. Di sisi
lain, hambatan seperti resistensi terhadap perubahan, konflik antarbudaya, dan
ketidakpastian mengenai tanggung jawab pekerjaan merupakan faktor utama yang
menghambat pencampuran budaya yang berbeda dengan efektif. Hambatanhambatan
ini
membuat
sulit
bagi
karyawan
untuk
menyesuaikan
diri
dan
berhasil
dalam
lingkungan
organisasi
yang baru.
Temuan
penelitian
ini
dapat
memperkaya
pengetahuan
saat
ini
mengenai
budaya
perusahaan
dan manajemen perubahan dengan memberikan wawasan berharga
tentang dinamika yang rumit dari transformasi budaya. Penelitian ini menawarkan
implikasi praktis bagi perusahaan yang melakukan transisi serupa dengan
menganalisis pengalaman personil yang dipindahkan. Melaksanakan strategi
seperti program mentor, promosi pemahaman lintas budaya, dan komunikasi
terbuka dapat membantu organisasi dalam mengelola kesulitan yang terkait dengan
perubahan budaya serta menumbuhkan budaya organisasi yang lebih inklusif dan
adaptif.
Pada akhirnya, di hadapan perubahan organisasi yang rumit, sangat penting bagi
perusahaan untuk sepenuhnya memahami kompleksitas internalisasi budaya.
Organisasi dapat mengembangkan langkah-langkah untuk memungkinkan integrasi
yang efektif dan mendorong tenaga kerja yang bersatu dan tangguh dengan
mengakui kesulitan dan keuntungan yang datang dengan pergeseran budaya.
Penelitian ini memberikan panduan yang jelas bagi bisnis yang sedang memulai
transisi budaya, memberikan pengetahuan penting tentang teknik, kesulitan, dan
faktor-faktor yang membantu dalam asimilasi budaya