digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anisya Rizki Azaria
PUBLIC Open In Flip Book Ridha Pratama Rusli

Terpineol merupakan produk hidrasi terpin hidrat dari minyak terpentin. Reaksi hidrasi tersebut menghasilkan crude terpineol berwarna kuning kecokelatan yang mengandung sisa komponen terpentin, terpineol, terpin hidrat, dan residu. Terpineol memiliki nilai jual lebih tinggi (8.160 USD/ton) dibandingkan terpentin (6.630 USD/ton). Berdasarkan titik didihnya, terpentin bersifat sebagai pengotor ringan dalam crude terpineol. Kemurnian terpineol dapat ditingkatkan dengan menghilangkan pengotor ringan. Pemisahan dengan teknik distilasi dipilih sebab komponen di dalam crude terpineol memiliki perbedaan titik didih yang cukup lebar. Akan tetapi, pemisahan pada temperatur tinggi mengakibatkan dekomposisi termal senyawa-senyawa yang terkandung dalam crude terpineol. Melalui pertimbangan tersebut, dilakukan distilasi pada tekanan vakum untuk menurunkan titik didih komponen crude terpineol. Hal ini selaras dengan diperolehnya daerah pemisahan yang lebih luas pada kurva kesetimbangan uap-cair ketika tekanannya diturunkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi operasi yang optimum pada proses pemisahan terpentin dari crude terpineol dengan distilasi vakum partaian. Variabel yang divariasikan adalah tekanan operasi dan rasio refluks. Tekanan operasi yang digunakan terdiri dari 400 mmHg, 450 mmHg, dan 500 mmHg. Sementara rasio refluks divariasikan pada nilai 2, 3, dan 4. Metode percobaan terdiri dari tiga tahap utama yaitu karakterisasi crude terpineol, pemisahan terpentin dari crude terpineol menggunakan distilasi vakum partaian, serta karakterisasi produk distilasi. Karakterisasi dilakukan menggunakan alat Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) dan Gas Chromatography-Flame Ionization Detection (GC-FID). Dari penelitian ini, diperoleh konsentrasi terpentin pada distilat yang lebih tinggi ketika tekanan semakin vakum dan rasio refluks ditingkatkan. Penentuan kondisi optimum dilakukan dengan memerhatikan volume distilat, konsentrasi terpentin, dan biaya operasi. Dengan memaksimalkan volume distilat serta konsentrasi terpentin dan menekan biaya operasi didapatkan kondisi optimum pada tekanan 425,25 mmHg dan rasio refluks 4. Kondisi tersebut menghasilkan volume distilat sebesar 92,7 mL, konsentrasi terpentin 96,51%, dan biaya operasi senilai Rp24.310.