BAB 1 Satria Lazuardy Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Satria Lazuardy Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Satria Lazuardy Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Satria Lazuardy Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Satria Lazuardy Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Satria Lazuardy Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), termasuk
dari sektor energi. Teknologi co-firing batubara dengan biomassa dapat menjadi
opsi untuk mengurangi emisi GRK sektor pembangkit listrik. Namun, pembakaran
biomassa, termasuk sampah padat perkotaan (municipal solid waste, MSW), relatif
kurang efisien karena kandungan moisture yang tinggi dan nilai kalori yang rendah.
Metode peuyeumisasi, yang dapat meningkatkan kualitas MSW sebagai bahan
bakar (refuse derived fuel, RDF) co-firing, sudah banyak diterapkan dalam 10 tahun
terakhir. Namun, belum ada penelitian ilmiah yang sistematis mempelajari
perubahan yang terjadi selama biological treatment dengan metode peuyeumisasi
ini. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus mempelajari perubahan karakteristik
RDF selama peuyeumisasi termasuk perilaku pirolisis dan pembakaran RDF.
Percobaan peuyeumisasi dilakukan selama 12 hari pada MSW yang telah diseleksi,
dan menggunakan keramba bambu sebagai wadah. MSW yang digunakan yaitu
ampas tahu, ampas kopi, ampas kelapa, dan kulit bawang. Penelitian dimulai
dengan persiapan MSW dan keramba bambu, serta pembuatan larutan bioaktivator
yang diperkaya dengan molase. Setelah MSW tercampur dengan bioaktivator dan
ditempatkan di keramba bambu, proses peuyeumisasi dimulai. Pengukuran
temperatur dan sampling dilakukan secara berkala, diikuti dengan analisis
proksimat untuk menilai perubahan komposisi. Lalu, beberapa sampel dengan
perubahan proksimat yang signifikan dianalisis ultimat, gross calorific value
(GCV), fourier-transform infrared (FTIR) spectroscopy, simultaneous thermal
analysis (STA), dan quadrupole mass spectrometer (QMS) untuk mengetahui
perubahan komposisi dan karakteristik RDF tersebut.
Proses peuyeumisasi efektif untuk menurunkan moisture, dari 68% menjadi 27%
(vs control 42%) dalam air dried basis (ADB), dan meningkatkan nilai kalori RDF,
dari 1.578 ke 4.459 kkal/kg, ADB (vs control 2.888 kkal/kg). Peningkatan nilai
kalori ini disebabkan oleh kombinasi penurunan moisture dan volatile matter (VM)
karena sebagian VM terkonsumsi oleh mikroorganisme. Selama peuyeumisasi,
kandungan nitrogen meningkat karena nitrifikasi, sedangkan kandungan karbon
dan oksigen menyesuaikan dengan hasil aktivitas mikroorganisme. Berdasarkan
hasil STA-QMS, pirolisis RDF menghasilkan lebih banyak biochar yang relatif
kurang reaktif ketika dibakar karena telah kehilangan sebagian VM. Sedangkan
MSW awal lebih banyak menghasilkan gas hidrokarbon ringan.