digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Kualitas pemain lokal di Indonesia masih tertinggal dengan pemain naturalisasi yang didatangkan untuk memperkuat timnas Indonesia, sehingga kualitas latihan dari klub Liga 1 Indonesia perlu ditingkatkan. Berbagai penelitian untuk menunjang hal tersebut sudah dilakukan, namun terdapat beberapa permasalahan mendasar seperti misalnya (1) data penting harus dimasukkan secara manual, (2) standar data yang tidak baku untuk penelitian yang berbeda, (3) evaluasi skema hanya berfokus pada aksi passing, (4) evaluasi skema bergantung pada data yang terbatas, dan (5) aspek skill pemain belum dilibatkan dalam evaluasi skema permainan. Karena itulah, penelitian ini berupaya membangun suatu model simulasi untuk menilai skema penyerangan hanya berdasarkan data koordinat pemain (SPADL) dan skor skill pemain (sofifa). Model simulasi ini ini dibangun berdasarkan 2 jenis model simulasi, yaitu model simulasi difficulty value dan model simulasi player skill probability, yang diujikan pada 3 jenis aksi pemain (aksi passing (model xPass), aksi shooting (model xGoal), aksi dribbling (model xDribble)). Baik model simulasi difficulty value maupun model simulasi player skill probability dibangun menggunakan algoritma Logistic Regression. Hasil perkalian angka dari perhitungan kedua model simulasi tersebut merupakan angka peluang keberhasilan suatu pemain spesifik dalam melakukan aksi tertentu dalam skema permainan, yang mengadopsi konsep stochastic process. Model simulasi yang meliputi 3 aksi pemain ini kemudian diujikan pada aspek pengujian seperti skema permainan yang disimulasikan, skema permainan di dunia nyata, dan penggunaan model simulasi untuk mendeteksi pemain potensial jika dibandingkan metode VAEP sebagai state- of-the-art. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model xPass dan xGoal relatif menunjukkan kinerja yang baik pada hampir semua skenario pengujian, kecuali untuk model xDribble masih perlu ditingkatkan kinerjanya. Untuk mendeteksi pemain potensial secara keseluruhan, model simulasi memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada metode VAEP jika ranking 10 pemain teratas yang dihasilkan tidak dilihat berdasarkan prorata jumlah gol, jumlah assist, atau jumlah keduanya dalam 90 menit pertandingan pada 2 kompetisi besar.