Kualitas pemain lokal di Indonesia masih tertinggal dengan pemain naturalisasi
yang didatangkan untuk memperkuat timnas Indonesia, sehingga kualitas latihan
dari klub Liga 1 Indonesia perlu ditingkatkan. Berbagai penelitian untuk menunjang
hal tersebut sudah dilakukan, namun terdapat beberapa permasalahan mendasar
seperti misalnya (1) data penting harus dimasukkan secara manual, (2) standar data
yang tidak baku untuk penelitian yang berbeda, (3) evaluasi skema hanya berfokus
pada aksi passing, (4) evaluasi skema bergantung pada data yang terbatas, dan (5)
aspek skill pemain belum dilibatkan dalam evaluasi skema permainan. Karena
itulah, penelitian ini berupaya membangun suatu model simulasi untuk menilai
skema penyerangan hanya berdasarkan data koordinat pemain (SPADL) dan skor
skill pemain (sofifa). Model simulasi ini ini dibangun berdasarkan 2 jenis model
simulasi, yaitu model simulasi difficulty value dan model simulasi player skill
probability, yang diujikan pada 3 jenis aksi pemain (aksi passing (model xPass),
aksi shooting (model xGoal), aksi dribbling (model xDribble)). Baik model
simulasi difficulty value maupun model simulasi player skill probability dibangun
menggunakan algoritma Logistic Regression. Hasil perkalian angka dari
perhitungan kedua model simulasi tersebut merupakan angka peluang keberhasilan
suatu pemain spesifik dalam melakukan aksi tertentu dalam skema permainan, yang
mengadopsi konsep stochastic process. Model simulasi yang meliputi 3 aksi
pemain ini kemudian diujikan pada aspek pengujian seperti skema permainan yang
disimulasikan, skema permainan di dunia nyata, dan penggunaan model simulasi
untuk mendeteksi pemain potensial jika dibandingkan metode VAEP sebagai state-
of-the-art. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model xPass dan xGoal relatif
menunjukkan kinerja yang baik pada hampir semua skenario pengujian, kecuali
untuk model xDribble masih perlu ditingkatkan kinerjanya. Untuk mendeteksi
pemain potensial secara keseluruhan, model simulasi memberikan hasil yang jauh
lebih baik daripada metode VAEP jika ranking 10 pemain teratas yang dihasilkan
tidak dilihat berdasarkan prorata jumlah gol, jumlah assist, atau jumlah keduanya
dalam 90 menit pertandingan pada 2 kompetisi besar.