digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rahmantoro Radjendra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Rahmantoro Radjendra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Rahmantoro Radjendra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Rahmantoro Radjendra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Rahmantoro Radjendra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Rahmantoro Radjendra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Rahmantoro Radjendra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Rahmantoro Radjendra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Rahmantoro Radjendra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pemindahan Ibukota Negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur berpengaruh terhadap penggunaan aset negara berupa tanah dan bangunan yang digunakan untuk memenuhi tugas dan fungsi suatu kementerian/lembaga. Aset negara yang berada di DKI Jakarta dapat berkurang manfaatnya akibat dari tidak digunakan untuk kegiatan pemerintahan. Dengan begitu, aset negara dapat menjadi terlantar dan tidak digunakan secara optimal. Hal ini dapat membebankan APBN sebagai bentuk kewajiban atas pemeliharaan aset. Studi ini mengambil studi kasus satu aset yang berada di Kawasan Segitiga Emas DKI Jakarta. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan metode penelitian kuantitatif. Tujuan studi ini adalah optimalisasi satu BMN dengan cara mengidentifikasi penggunan tertinggi dan terbaik (highest and best use, HBU) dari aset negara yang akan terlantar. Kemudian, melakukan estimasi PNBP dari pemanfaatan BMN. Pada studi ini pengambilan data berupa data aset negara (BMN) dan data pasar properti. Metode analisis yang dilakukan adalah metode penilaian properti, highest and best use, dan economic benefit estimation. Dalam upaya ini, pemerintah sedang melakukan kajian HBU untuk menentukan pemanfaatan terbaik dari aset-aset tersebut. Melalui tugas akhir ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengestimasi potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan aset tanah dan bangunan negara pasca pemindahan IKN, khususnya di Kawasan Segitiga Emas DKI Jakarta. Hasil analisis menunjukan aset potensial di Segitiga Emas adalah Menara Bappenas dengan highest and best use yang layak adalah properti ritel. Bentuk pemanfaatan BMN yang dapat dilakukan berupa sewa, KSP, dan BGS/BSG menghasilkan PNBP dengan rentang 500 miliar rupiah hingga 1.8 triliun rupiah dalam jangka waktu pemanfaatan selama 30 tahun.