digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - I MADE KRISNAJNANA PUTRA
PUBLIC Irwan Sofiyan

Confined Masonry (CM) yang dibangun dengan baik adalah struktur yang berkinerja baik saat menerima beban gempa. Sekolah merupakan contoh dari bangunan CM, tetapi masih banyak bangunan sekolah di Indonesia yang tidak aman dari beban rencara (beban gempa). Perkuatan sangat diperluakan untuk meningkatkan kinerja CM dengan metode yang sederhana, cepat, ketersediaan bahan kontruksi dan tentunya murah. Adanya rasio bukaan yang besar pada pasangan dinding bata sekolah merupakan hal yang juga perlu dilakukannya perkuatan karena rasio bukaan yang besar menjadi titik kritis CM saat menerima beban gempa. Sehingga perlunya kajian eksperimental mengenai kinerja perkuatan confined masonry with opening (CMO) dan juga analisis pengaruh rasio bukaan yang besar terdahap kinerja struktur dengan membandingkan antara perkuatan CMO dengan perkuatan CM tanpa bukaan. Dilakukan dua opsi metode perkuatan CMO pada penelitian ini. Dua benda uji CMO masing-masing diperkuat dengan metode ferrocement dan wingwall. Kedua benda uji diberi beban lateral siklik sejajar bidang. Pengujian material penyusun dinding bata juga dilakukan untuk mengetahui properti dari material terpasang yang kedepannya data tersebut dapat digunakan untuk pemodelan numerik. Hasil kinerja perkuatan CM tanpa bukaan sebagai pembanding CMO diambil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Firdaus, A. (2023). Rasio bukaan yang besar menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap kekuatan dan kekakuan confined masonry yang diperkuat. Kekuatan lateral pada perkuatan ferrocement (CMO-FC dan CM-FC) lebih besar dibangkan dengan perkuatan wingwall (CMO-WW dan CM-WW). Kekakuan pada spesimen CMO-FC lebih besar 1,87 kali dibandingkan dengan spesimen CMO-WW. Sedangkan pada spesimen CM-FC lebih besar 1,12 kali dibandingkan dengan spesimen dengan spesimen CM-WW. Spesimen dengan perkuatan wingwall menunjukkan nilai energi input yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesimen dengan perkuatan ferrocement, perbedaan ini terjadi karena pola keruntuhan spesimen CMO-FC dan CM-FC terbatas hanya pada area spesifik tertentu atau pada daerah kritis dan mekanisme keruntuhan tidak terdistribusi dengan baik ke seluruh sistem struktur.