Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) merupakan Kereta Cepat (HSR) pertama di Asia Tenggara. Saat ini belum ada kode yang mengatur HSR di Indonesia, Standar Nasional Indonesia (SNI) hanya terbatas pada jalan raya dan kereta api dengan kecepatan normal. Beberapa kode umum harus diadopsi untuk HSR, yaitu Chinacode, Eurocode, dan American Railway Engineering and Maintenance of Way Association (AREMA). Pada penelitian ini analisis fatik mengambil studi kasus jembatan rangka baja DIK1114. Lalu lintas HSR mengakibatkan tegangan yang bervariasi secara terus menerus sehingga menyebabkan jembatan mengalami fatik. Komponen-komponen pada jembatan yang berpotensi terjadinya fatik diidentifikasi berdasarkan analisis dengan ketiga kode tersebut. Penilaian fatik dengan Chinacode menunjukkan hasil yang mendekati kondisi sebenarnya. Eurocode menunjukkan hasil penilaian fatik yang lebih konservatif dibandingkan Chinacode dan representatif karena menggunakan Kurva S-N untuk menghitung jumlah siklus dan memprediksi umur fatik dari akumulasi siklus setiap tahunnya. Sedangkan AREMA menunjukkan hasil paling konservatif, nilai umur kelelahan yang dihasilkan lebih pendek dibandingkan kode lainnya. Selanjutnya diperlukan analisis fatik secara berkala dengan memperhitungkan kerusakan yang ada pada struktur jembatan seperti retak dan korosi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mendorong regulator untuk membuat kode SNI yang mengatur HSR di Indonesia.