digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

HOWIE TAN PUTRA-ABSTRAK
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Dalam penentuan premi, perusahaan asuransi umumnya menggunakan beberapa asumsi, salah satunya adalah tingkat return yang akan didapatkan dari hasil investasi. Oleh sebab itu, perusahaan asuransi harus membangun portofolio investasi yang setidaknya memenuhi tingkat return yang digunakan pada asumsi dengan harapan risiko investasi yang serendah mungkin. Investasi yang dilakukan, diharapkan efisien, sehingga memberikan rasio ekses return terbesar per risiko investasi yang diambil. Untuk memenuhi asumsi dan harapan tersebut, dapat digunakan safety first ratio yang berguna untuk mencegah risiko portofolio yang memiliki tingkat return di bawah asumsi dan mengefisiensikan alokasi investasi. Kegiatan investasi perusahaan asuransi di Indonesia diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga dalam membangun portofolio investasi, perusahaan asuransi harus mematuhi batasan yang ditetapkan oleh OJK serta kendala umum lainnya, seperti kendala buy-in threshold dan round lot. Adanya kendala-kendala tersebut dan variasi aset yang mungkin dimasukkan ke dalam portofolio menciptakan kompleksitas dalam penentuan portofolio yang optimal. Permasalahan optimisasi portofolio yang kompleks ini dapat diselesaikan dengan menggunakan metode metaheuristik. Salah satu metode metaheuristik yang dapat digunakan adalah algoritma genetika. Penerapan safety first ratio dengan algoritma genetika untuk tingkat return yang berbeda-beda, menghasilkan efficient frontier yang serupa dengan hasil penerapan model Markowitz pada masalah optimisasi portofolio yang sama. Hasil penelitian ini memberikan alokasi aset yang optimal untuk industri asuransi di Indonesia yang memaksimumkan safety first ratio untuk suatu tingkat return yang diinginkan. Kata kunci: algoritma genetika, OJK, round lot, safety first