BAB 1 CIKAL ANUGRAH MAHARAYA
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 CIKAL ANUGRAH MAHARAYA
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 CIKAL ANUGRAH MAHARAYA
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 CIKAL ANUGRAH MAHARAYA
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 CIKAL ANUGRAH MAHARAYA
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA CIKAL ANUGRAH MAHARAYA
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Paduan titanium merupakan salah satu paduan yang paling umum digunakan
dalam bidang biomedis sebagai implan orthopedi. Hal ini dikarenakan paduan
titanium memiliki kombinasi sifat yang unggul seperti kekuatan, ketahanan
korosi, kemampuan osseointegration dan biocompatibillity. Salah satu paduan
yang sedang dikembangkan dan diteliti lebih lanjut khususnya untuk penelitian
ini yaitu paduan Ti-Cu. Adanya unsur pemadu tembaga dapat menambah sifat
antibakteri pada paduan tersebut. Metoda spark plasma sintering (SPS)
merupakan teknologi metalurgi serbuk yang dipilih untuk menyiapkan paduan
Ti-Cu dengan porositas rendah dan densitas tinggi dari serbuk penyusunnya.
Perlakuan panas diberikan pada paduan Ti-1Cu, Ti-3Cu, dan Ti-5Cu guna
mempelajari pengaruhnya terhadap struktur mikro, sifat mekanik dan
ketahanan korosi pada masing-masing komposisi.
Perlakuan panas diawali dengan solution treatment yang dilakukan pada 900?
yang ditahan selama 2 jam, kemudian dilanjutkan dengan water quenching.
Selanjutnya dilakukan perlakuan panas aging yang terbagi menjadi 2, yaitu
one-step aging pada temperatur 400? dengan waktu penahanan selama 24 jam
dan two-step aging pada temperatur 475? dengan waktu penahanan selama 8
jam. Hasil dari setiap percobaan dianalisis struktur mikro dengan optical
microscope (OM) dan scanning electron miscroscope – energy dispersive xray
specstroscopy (SEM-EDS). Sifat mekanik yang dianalisis adalah
kekerasan paduan dengan melakukan uji keras menggunakan vickers hardness
test. Ketahanan korosi dianalisis dengan uji elektrokimia menggunakan
prosedur open circuit potential dan potentiodynamic polarization test sehingga
didapat nilai laju korosi pada masing-masing komposisi paduan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan hanya perlakuan solution
treatment (ST) masih meninggalkan presipitat dari kondisi as-sintered karena
holding time ST relatif singkat sehingga pelarutan atom tembaga tidak optimal
ke matriks ?-Ti. Perlakuan solution treatment yang dilanjut dengan two-step
aging membuat proses nukleasi yang terjadi lebih menyeluruh dan presipitat
mulai tumbuh kembali. Kekerasan dari paduan Ti-1Cu, Ti-3Cu, dan Ti-5Cu
setelah proses perlakuan panas secara berurutan yaitu 591,8 HV; 555,4 HV;
572,4 HV. Ketahanan korosi paduan yang paling baik setelah solution
treatment dan two-step aging dalam larutan ringer lactate berdasarkan nilai
laju korosi secara berurutan yaitu paduan Ti-1Cu, Ti-3Cu, dan Ti-5Cu dengan
nilai masing-masing yaitu 5,42x10-4 mm/tahun; 2,04x10-3 mm/tahun dan
2,69x10-3 mm/tahun.