digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Miftahul Jannah
PUBLIC Irwan Sofiyan

Sesar Baribis Kendeng segmen Cirebon-Semarang yang berada di Pantai Utara Jawa bagian Jawa Barat hingga Jawa Tengah merupakan sesar yang teridentifikasi aktif menurut Pusat Studi Gempa Nasional tahun 2017. Terdapat 10 segmen sesar berarah timurlaut-baratdaya yang teridentifikasi di daerah penelitian. Faktor utama yang mengontrol perkembangan bentuklahan pada daerah tektonik yang aktif ialah geomorfologi tektonik. Selain itu geomorfologi tektonik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sistem sungai dan bentangalam. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data DEMNas. Berdasarkan data tersebut dilakukan analisis morfometri, integral Chi, dan knickpoint. Analisis morfometri digunakan untuk mengevaluasi morfologi dan topografi. Pada analisis morfometri, metode yang digunakan berupa hipsometrik indeks (HI), indeks gradien panjang sungai (SL), bentuk cekungan (Bs), dan sinusitas muka pegunungan (Smf). Hasil dari analisis morfometri tersebut diakumulasikan dan dinyatakan sebagai Indeks Aktivitas Tektonik Relatif (IATR) yang dikategorikan menjadi empat kelas aktivitas tektonik dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Kemudian integral Chi (?) digunakan untuk mengukur dinamika transien dan ketidakseimbangan geometris pada DAS. Selanjutnya knickpoint digunakan untuk mengetahui aliran sungai di daerah penelitian disebabkan oleh pergerakan tektonik atau perubahan litologi. Hasil analisis morfometri pada daerah penelitian teridentifikasi adanya indikasi proses pengangkatan tektonik tinggi dengan nilai HI 0,49-0,58 yang dikategorikan ke dalam stadium muda. Indeks gradien panjang sungai (SL) menghasilkan nilai sebesar 502,56-2800,55 (kelas 1), 217,98-416,87 (kelas 2), dan 201,91-210,64 (kelas 3). Untuk bentuk cekungan (Bs) didapatkan hasil 3,16-5,85 (kelas 1), 2,45-2,99 (kelas 2), dan 0,41-2,06 (kelas 3). Kemudian sinusitas muka pegunungan (Smf) didapatkan hasil sebesar 1,17 (kelas 1), 1,32-1,50 (kelas 2), dan 1,64-14,12 (kelas 3). Berdasarkan nilai-nilai indeks hipsomterik (HI), indeks gradien panjang sungai (SL), bentuk cekungan (Bs), dan sinusitas muka pegunungan (Smf), didapatkan nilai Indeks Aktivitas Tektonik Relatif (IATR) sebesar 1,00-1,5 dikategorikan sebagai kelas 1 yang mencirikan aktivitas tektonik tinggi, nilai sebesar 1,67-1,75 dikategorikan sebagai kelas 2 yang mencerminkan aktivitas tektonik menengah, dan nilai sebesar 2,25-2,50 dikategorikan sebagai kelas 3 yang mencerminkan aktivitas tektonik rendah. Analisis integral Chi di daerah penelitian menunjukkan adanya perubahan drainase yang merupakan hasil dari aktivitas tektonik aktif di sekitarnya. Nilai Chi rata-rata yang dihasilkan untuk potensi proses pengangkatan berkisar 0,019-0,178 dan potensi erosi berkisar 0-0,232. Selanjutnya analisis knickpoint yang teridentfikasi terdapat 9 knickpoint yang terkait oleh perubahan litologi, 2 knickpoint terkait oleh sesar regional, dan 40 knickpoint terkait aktivitas tektonik. Berdasarkan ketiga analisis tersebut memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika tektonik dan evolusi bentangalam di daerah penelitian.