COVER - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Cekungan Ombilin merupakan cekungan sedimen Tersier yang berlokasi di Zona
Bukit Barisan, Provinsi Sumatra Barat. Batuan pada Cekungan Ombilin tersingkap
dengan baik, terutama endapan barenglisu Formasi Brani dan Formasi
Sangkarewang sehingga dapat dijadikan sebagai analogi untuk geometri reservoir
endapan barenglisu di bawah permukaan. Studi ini difokuskan untuk mengetahui
litofasies, asosiasi fasies, serta fasies arsitektur yang ada pada Formasi Brani.
Analisis fasies, asosiasi fasies, dan fasies arsitektur diawali dengan melakukan
pengukuran penampang stratigrafi pada lintasan sepanjang 5,67 kilometer dan
menghasilkan ketebalan total kolom stratigrafi 518m. Selain itu, analisis petrografi
dilakukan pada 24 sampel sayatan tipis batuan sedimen dan analisis maseral pada 1
sampel batulempung.
Berdasarkan hasil pengukuran penampang stratigrafi, analisis fasies, dan komponen
penyusunnya, lintasan penelitian terdiri dari 20 litofasies dan 8 asosiasi fasies yang
menyusun 5 fasies arsitektur yaitu proximal fan, mid fan, distal fan, deep gravel
braided, dan anastomosed.
Analisis petrografi memperlihatkan komponen utama mineral penyusun batuan
pada Formasi Brani adalah kuarsa dan felspar dengan rata-rata porositas batuan
sebesar 4%. Asosiasi debris flow lobe pada Daerah Palano memiliki komponen
mineral penyusun berupa biotit, tetapi pada Daerah Harau tidak terdapat mineral
tersebut sehingga diinterpretasikan memiliki batuan dasar yang berbeda. Selain itu,
kehadiran gelas volkanik mengindikasikan pengaruh aktivitas volkanik sehingga
merepresentasikan umur yang sama antara Daerah Harau, Sarilamak, dan Palano.
Analisis maseral menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan litologi
batulempung berada pada daerah basah yang terkadang dalam kondisi banjir
moderat – tinggi sebagai pengaruh air dari danau. Perbandingan vitrinit dan mineral
matter yang hampir sama dan rendahnya persentase dari liptinit mengindikasikan
bahwa material organik di dalam batulempung menunjukkan derivatif dari material
kayu tumbuhan darat.