digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Rifki Ilsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Cekungan Ombilin merupakan cekungan sedimen Tersier yang berlokasi di Zona Bukit Barisan, Provinsi Sumatra Barat. Batuan pada Cekungan Ombilin tersingkap dengan baik, terutama endapan barenglisu Formasi Brani dan Formasi Sangkarewang sehingga dapat dijadikan sebagai analogi untuk geometri reservoir endapan barenglisu di bawah permukaan. Studi ini difokuskan untuk mengetahui litofasies, asosiasi fasies, serta fasies arsitektur yang ada pada Formasi Brani. Analisis fasies, asosiasi fasies, dan fasies arsitektur diawali dengan melakukan pengukuran penampang stratigrafi pada lintasan sepanjang 5,67 kilometer dan menghasilkan ketebalan total kolom stratigrafi 518m. Selain itu, analisis petrografi dilakukan pada 24 sampel sayatan tipis batuan sedimen dan analisis maseral pada 1 sampel batulempung. Berdasarkan hasil pengukuran penampang stratigrafi, analisis fasies, dan komponen penyusunnya, lintasan penelitian terdiri dari 20 litofasies dan 8 asosiasi fasies yang menyusun 5 fasies arsitektur yaitu proximal fan, mid fan, distal fan, deep gravel braided, dan anastomosed. Analisis petrografi memperlihatkan komponen utama mineral penyusun batuan pada Formasi Brani adalah kuarsa dan felspar dengan rata-rata porositas batuan sebesar 4%. Asosiasi debris flow lobe pada Daerah Palano memiliki komponen mineral penyusun berupa biotit, tetapi pada Daerah Harau tidak terdapat mineral tersebut sehingga diinterpretasikan memiliki batuan dasar yang berbeda. Selain itu, kehadiran gelas volkanik mengindikasikan pengaruh aktivitas volkanik sehingga merepresentasikan umur yang sama antara Daerah Harau, Sarilamak, dan Palano. Analisis maseral menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan litologi batulempung berada pada daerah basah yang terkadang dalam kondisi banjir moderat – tinggi sebagai pengaruh air dari danau. Perbandingan vitrinit dan mineral matter yang hampir sama dan rendahnya persentase dari liptinit mengindikasikan bahwa material organik di dalam batulempung menunjukkan derivatif dari material kayu tumbuhan darat.