Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Mata air hangat muncul di daerah Cijengkol dan Ciracas yang mengindikasikan keterdapatan sistem geotermal di bawah permukaan. Studi geologi dan hidrogeologi secara detail di daerah tersebut perlu dilakukan sebagai acuan dalam proses pengembangan energi geotermal di daerah tersebut. Studi geologi dan hidrogeologi di daerah Cijengkol dan Ciracas dilakukan sebelum proses pengembangan energi geotermal sebagai upaya perencanaan dan antisipasi agar tidak terjadi pencemaran mata air tanah, longsor, ataupun pelepasan gas vulkanik. Maksud penelitian ini adalah untuk memetakan kondisi geologi dan mengetahui sistem hidrogeologi di daerah Cijengkol dan Ciracas. Metode penelitian yang dilakukan berupa studi literatur, analisis citra, pemetaan geologi, analisis geomorfologi, vulkanostratigrafi, petrografi, serta analisis fisika dan kimia air tanah. Geomorfologi daerah penelitian dipetakan berdasarkan analisis citra dan observasi lapangan menghasilkan tujuh satuan geomorfologi yang didominasi oleh bentang alam gunung api dan punggungan. Dari analisis vulkanostratigrafi didapatkan bahwa daerah penelitian masih termasuk Khuluk Sunda dan Pra-Sunda. Tujuh satuan batuan tidak resmi dan tiga sesar diperkirakan terdapat pada daerah penelitian. Berdasarkan analisis citra dan observasi lapangan, produk gunung api yang mengontrol kondisi hidrogeologi berupa satuan batuan beku dan aliran piroklastik yang menjadi akuifer. Selain itu pengontrol kemunculan mata air adalah kemiringan lereng dan struktur geologi sebagai jalur keluarnya air ke permukaan. Identifikasi kondisi fisik dan kimia air tanah kemudian dilakukan berdasarkan sifat fisik dan kimia sampel air yang menghasilkan beberapa grafik dan diagram. Berdasarkan hasil analisis fisik terdapat tujuh sampel mata air yang diduga terpengaruh oleh air termal. Fasies kimia air hangat termasuk Na+K-Cl dan mata air dingin Ca+Mg-HCO3. Pola aliran tanah daerah penelitian umumnya berarah selatan ke utara dari data muka air tanah.