Infrastruktur merupakan isu penting pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.. Terdapat 13 jenis infrastruktur prioritas peraturan presiden dan salah satunya adalah infrastruktur jalan tol. Ternyata perusahaan milik negara mendominasi proyek jalan tol di Indonesia, dan PT ABC merupakan supplier untuk proyek jalan tol tersebut dan bergerak di bidang konstruksi. Dengan adanya kasus gagal bayar atas utang usaha yang telah jatuh tempo pada customer BUMN saat ini berdampak pada likuidita perusahaan. Maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh gagal bayar customer pada Cash Conversion Cycle (CCC) dan Net Working Capital (NWC) pada periode penelitian tahun 2019 sampai dengan Q3 tahun 2023. Kemudian setelah menganalisis masing-masing variabel, langkah selanjutnya adalah menganalisis hubungan Cash Conversion Cycle (CCC) dengan Net Working Capital (NWC) dengan menggunakan Uji Korelasi
Spearman’s rho.
Hasil analisis menunjukkan bahwa gagal bayar customer BUMN mempengaruhi kondisi Cash Conversion Cycle (CCC) dan komponennya seperti Inventory Conversion Period (ICP), ACP (Average Collection Period) dan PDP (Payable Deferral Period)), khususnya pada tahun 2023, dimana nilai Cash Conversion Cycle (CCC) cukup panjang (kurang baik), namun bukan merupakan Cash Conversion Cycle (CCC) terburuk selama periode pengamatan. Kemudian, pengaruh gagal bayar pelanggan BUMN pada Net Working Capital (NWC) yaitu hanya dua periode perusahaan mengalami NWC negatif, namun bukan di tahun 2023 karena pada tahun 2023, hasil Net Working Capital (NWC) positif, atau dapat diartikan aset lancar perusahaan dinilai mampu memenuhi kewajiban lancar perusahaan (liquid). Selain itu, untuk Uji Korelasi Spearman’s rho menunjukkan bahwa hubungan Cash Conversion Cycle (CCC) dengan Net Working Capital (NWC) berkorelasi negatif namun tidak signifikan. Berdasrakan temuan pada penelitian ini maka solusi yang dapat diberikan adalah perusahaan dapat focus ke penjualan retail untuk mengurangi customer gagal bayar dan memperbaiki likuiditas perusahaan.