digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhamad Rainaldy Putra Makale
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Kedatangan Hindia Belanda ke Gorontalo menandai sejarah pembentukan Kota Gorontalo menjadi kota kolonial. Pada tahun 1894, Kota Gorontalo resmi menjadi ibukota afdeeling, sehingga menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, dan permukiman pada masa itu. Area permukiman yang berada di wilayah afdeeling terdiri dari permukiman asli (pribumi) dan permukiman/kampung berdasarkan etnik. Di antara kampung etnik tersebut, terdapat permukiman yang dihuni oleh orang-orang Belanda, yang disebut sebagai ‘Kampung Belanda’. Bangunan-bangunan di Kampung Belanda memiliki beberapa jenis hunian, mulai dari rumah pribadi, rumah pegawai (dinas) hingga hotel. Tata letak setiap bangunannya tidak saling berjauhan, yang menandakan pola keletakan bangunan di Kampung Belanda bersifat mengelompok. Arsitektur pada bangunan di Kampung Belanda sejatinya tidak memperlihatkan arsitektur Indis-Eropa secara utuh, justru bangunan hunian tersebut juga terlihat menggunakan konsep yang diduga merupakan arsitektur ‘vernakular’ Gorontalo. Hal ini menandakan bahwa bangunan yang ada di Kampung Belanda merupakan bangunan yang memperlihatkan ‘campuran’ antara gaya arsitektur Indis dan gaya arsitektur lokal. Fenomena ini sejatinya menghasilkan citra visual kawasan yang unik di Kampung Belanda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode analisis visual. Metode ini digunakan untuk memahami konteks sosial, budaya, dan sejarah yang membentuk proses transformasi atau penciptaan visual pada bangunan Indis di Kampung Belanda. Penelitian ini menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran deskriptif secara rinci dan mendalam. Kajian penelitian telah melakukan review dari penelitian terdahulu terkait kajian elemen visual bangunan pada kawasan sebagai pokok bahasan penelitian. Review dilakukan untuk melihat ragam penerapan metode analisis dan strategi penelitian yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini, literatur yang disajikan berkenaan dengan perkembangan dan ciri/karakter arsitektur vernakular Gorontalo, perkembangan dan ciri/karakter arsitektur Indis di Indonesia, sejarah Kampung Belanda, hingga kajian terkait transformasi dan elemen visual bangunan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait perkembangan transformasi bangunan Indis saat Hindia Belanda berusaha beradaptasi dengan lingkungan setempat, serta pengaruhnya terhadap perkembangan arsitektur lokal. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi arahan bagi para arsitek dan pemangku kepentingan lainnya dalam perencanaan konservasi bangunan cagar budaya di kota tua Gorontalo, khususnya di kawasan Kampung Belanda.