Situs Cagar Budaya Gua Pawon dan area sekitar yang melingkupinya sebagai warisan
budaya telah diteliti selama lebih dari 20 tahun, namun, data geospasial yang dapat
diakses masih terbatas. Pemanfaatan Light Detection and Ranging (LiDAR) memberikan
metode non-intrusif bagi arkeolog, mengurangi risiko kerusakan pada target
arkeologis, dan dapat dimanfaatkan untuk melestarikan situs gua. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengklasifikasikan data geospasial multi-skala objek gua, menganalisis
data geospasial untuk rekonstruksi hunian prasejarah, dan mengembangkan model tiga
dimensi untuk melestarikan Situs Cagar Budaya Gua Pawon. Akuisisi data telah dilakukan
dengan menggunakan pendekatan multi-sensor, yaitu Terrestrial Laser Scanner,
airborne fotogrametri, airborne LiDAR, structure light scanner, dan solid-state LiDAR.
Kualitas hasil pengukuran tiap sensor telah divalidasi. Hasil dari akusisi data diolah
menjadi model tiga dimensi. Validasi antara model dan kondisi lapangan memiliki nilai
di bawah 1 cm menggunakan akuisisi terestris, sementara menggunakan akuisisi udara
memiliki nilai di bawah 45 cm. Analisis tingkat skala dilakukan dan menghasilkan
tiga tingkat, yaitu skala makro untuk memetakan area Gua Pawon dan lingkungannya;
skala meso untuk mendokumentasikan Gua Pawon dan Gua Barong; dan skala mikro
untuk medokumentasikan fitur dan objek detil. Model tiga dimensi dapat merekam dan
merekonstruksi ruang utama Gua Pawon dan Gua Barong; juga kemungkinan ekskavasi
yang bisa dilakukan di Gua Pawon. Pemodelan tiga dimensi memiliki potensi untuk
memperkenalkan Situs Cagar Budaya Gua Pawon dan lingkungannya melalui tur virtual.
Penelitian ini dapat memberikan dampak positif pada konservasi dan pelestarian Situs
Cagar Budaya Gua Pawon.