digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ahmad Rowatul Irham
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Ahmad Rowatul Irham
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Ahmad Rowatul Irham
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Ahmad Rowatul Irham
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Ahmad Rowatul Irham
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Ahmad Rowatul Irham
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Ahmad Rowatul Irham
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Ahmad Rowatul Irham
PUBLIC Yoninur Almira

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan tingginya produktifitas padi di Kabupaten Lampung Timur khususnya di Kecamatan Jabung yaitu Desa Asahan dan Desa Mekarjaya, namun potensi tersebut juga diimbangi dengan tingginya risiko banjir pertanian yang sering melanda kedua desa tersebut. Kesiapsiagaan petani dalam menghadapi banjir di lahan pertanian dianggap sebagai sebuah hal yang penting, hal ini guna mengurangi kerugian yang ditimbulkan akibat adanya banjir di lahan pertanian, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesiapsiagaan petani dalam menghadapi banjir di lahan pertanian. Kesiapsiagaan dilihat dari bagaimana risiko banjir lahan pertanian yang terdapat di wilayah studi lalu mengaitkannya dengan bagaimana mekanisme respon petani ketika sebelum, saat, dan setelah terjadi banjir terhadap fase penanaman padi. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif ini menunjukkan bahwa bahaya banjir lahan pertanian di wilayah studi berada pada kelas sedang dan tinggi pada kedua desa wilayah studi, tingkat kerentanan petani dan lahan pertanian yang teridentifikasi pada kedua desa di wilayah studi adalah tinggi, begitupun dengan tingkat kapasitas petani yang tinggi pada kedua desa di wilayah studi. Tingkat risiko yang teridentifikasi pada wilayah studi berada pada kelas rendah hingga sedang. Mekanisme respon yang terbentuk terhadap banjir lahan pertanian teridentifikasi baik pada fase tanam dan pasca-tanam, sedangkan mekanisme respon rendah teridentifikasi pada fase pra-tanam. Hasil studi menunjukkan kesiapsiagaan pada fase pra-tanam dinilai kurang, sedangkan kesiapsiagaan pada fase tanam dan pratanam dinilai baik, hal ini berkaitan dengan mekanisme respon yang terbentuk pada kelompok tani.