digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - I Gede Anjastara Bandem
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - I Gede Anjastara Bandem
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - I Gede Anjastara Bandem
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - I Gede Anjastara Bandem
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - I Gede Anjastara Bandem
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - I Gede Anjastara Bandem
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - I Gede Anjastara Bandem
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - I Gede Anjastara Bandem
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - I Gede Anjastara Bandem
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Perkembangan yang cukup pesat pada Unmanned Aerial Vehicle (UAV) terjadi karena tingginya potensi penggunaan UAV pada masa saat ini. UAV dapat digunakan dalam berbagai misi seperti pengiriman muatan, pengintaian udara, pengamatan cuaca, maupun tujuan militer lainnya yang mampu mengurangi risiko ketidakselamatan manusia pada misi berbahaya. Flutter adalah fenomena ketidakstabilan pada struktur akibat interaksi gaya-gaya inersia, elastisitas dan aerodinamika. Sebagai bagian dari analisis aeroelastik, salah satunya berupa verifikasi hasil batas flutter wahana terbang, respons struktur berupa defleksi pada sayap wahana telah dievaluasi pada beberapa kecepatan terbang yang diberi pembebanan berupa gust. Pada tugas akhir ini dilakukan analisis menggunakan metode elemen hingga dengan perangkat lunak MSc Nastran untuk mengetahui dinamika struktur pada struktur sayap METU TUAV seperti modus getar dan frekuensi natural. Kemudian dilakukan analisis ketidakstabilan aeroelastik untuk mengetahui apakah terjadi indikasi fenomena flutter. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, terdapat indikasi fenomena divergence pada kecepatan terbang 230 m/s yang dapat dilihat pada grafik U-f, ketika kurva modus 1st bending menuju nol. Ketika diberikan beban gust pada kecepatan terbang 230 m/s, terjadi defleksi yang melonjak tinggi dan tidak diikuti osilasi setelahnya, menunjukkan ketidakstabilan struktur.