digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

18319014 Astrid Novianti Hasanah.pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Biosensor elektrokimia adalah alat uji keberadaan analit dalam sampel. Teknik fabrikasi sensor yang umum adalah fabrikasi thick film seperti screen printing. Selain teknik fabrikasi ini, terdapat pengembangan sensor teknik fabrikasi thin film dengan menggunakan proses industri di atas substrat printed circuit board (PCB). Teknik fabrikasi dengan basis PCB memiliki beberapa keuntungan atas presisi fabrikasi maupun potensi kemampuan integrasi dengan komponen elektronik yang baik. Namun, proses industri dapat menyisakan kontaminan dan memiliki spesifikasi yang belum sepenuhnya sesuai untuk kebutuhan aplikasi sensor. Maka, sebelum sensor dapat digunakan, dibutuhkan metode pascafabrikasi sensor. Dalam tugas akhir ini dilakukan pengembangan metode pascafabrikasi sensor pada substrat PCB dengan working electrode (WE) dan counter electrode (CE) emas dan reference electrode (RE) perak. Terdapat variasi eksperimen untuk menentukan metode plating, cleaning, dan pembentukan elektroda referensi Ag/AgCl. Sensor melewati proses plating untuk melapisi ulang logam perak pada RE. Metode plating yang dipilih adalah electroless immersion plating selama 8 jam. Sensor melewati proses cleaning untuk mengurangi kontaminasi pada lapisan permukaan elektroda sensor. Metode cleaning yang dipilih adalah sonikasi selama 5 menit dalam larutan aseton dan akuades. Sensor juga melalui proses klorinasi untuk membentuk lapisan Ag/AgCl pada RE. Metode pembentukan elektroda referensi Ag/AgCl ada dua variasi. Evaluasi metode dilakukan dengan SEM dan EDX permukaan sensor. Hasil pengukuran diuji pada dua analit PB dan K3[Fe(CN)6] dengan CV, LSV, dan CA. Sensor PCB menunjukkan performa selektivitas yang lebih baik saat dibandingkan dengan sensor komersil berdasarkan karakteristik CV yang lebih sesuai dengan referensi. Sensor PCB juga memiliki nilai linieritas yang lebih tinggi (R2 = 0,998).