Pandemi COVID-19 telah mendorong pengembangan teknologi pengenalan wajah
tanpa sentuhan dan otomatis. Dalam upaya mengendalikan penyebaran virus, studi
tentang deteksi dan pengenalan wajah bermasker adalah solusi yang relevan. Untuk
mencegah penularan virus COVID-19, diperlukan sistem tanpa kontak manusia,
yang mampu menganalisis dan mengidentifikasi individu yang mengenakan
masker. Penelitian ini berfokus pada verifikasi wajah yang menentukan apakah
wajah-wajah tersebut milik orang yang sama dan mengklasifikasikan wajah-wajah
tersebut ke dalam identitas tertentu untuk proses presensi. Penelitian ini dibangun
dan dirancang pada kasus wajah yang tidak terekspos secara sempurna,
mengevaluasi kemampuan Generative Adversarial Networks (GANs) dan
algoritma YOLOv5 dengan melihat hasil metrik standarnya, meliputi loss,
accuracy, precision, recall, dan f1-score. Performansi yang dicapai pada sistem
pengenalan wajah bermasker untuk implementasi secara real-time adalah accuracy
= 94,61%, precision = 94,33% , recall = 97,01%, dan f1-score = 93,05%. Di sisi
lain dengan menggunakan validasi yang ditetapkan oleh GAN menghasilkan
accuracy = 95.71%, precision = 95,87% , recall = 96,65%, dan f1-score = 95,15%.
Sedangkan training loss yang telah dicapai pada penelitian ini adalah 20,6 dan
validation loss yang dicapai adalah 33,4. Algoritma YOLOv5 diimplementasikan
pada proses pendeteksian untuk mendapatkan bounding box pada wajah yang
didaftarkan. Sementara itu, metode pelatihan GAN digunakan untuk pengenalan
wajah bermasker yang telah diintegrasikan ke dalam mesin presensi yang
dirancang. Sistem yang diusulkan berhasil mendeteksi nama dengan tingkat
akurasinya meskipun menggunakan masker.