COVER Nadiatus Silmi
EMBARGO  2027-04-01 
EMBARGO  2027-04-01 
BAB1 Nadiatus Silmi
EMBARGO  2027-04-01 
EMBARGO  2027-04-01 
BAB2 Nadiatus Silmi
EMBARGO  2027-04-01 
EMBARGO  2027-04-01 
BAB3 Nadiatus Silmi
EMBARGO  2027-04-01 
EMBARGO  2027-04-01 
BAB4 Nadiatus Silmi
EMBARGO  2027-04-01 
EMBARGO  2027-04-01 
BAB5 Nadiatus Silmi
EMBARGO  2027-04-01 
EMBARGO  2027-04-01 
Silika bermorfologi bicontinuous concentric lamellar (bcl) memiliki banyak
keunggulan di antaranya yakni struktur pori terbuka, luas permukaan besar, ukuran
partikel dapat diatur, ukuran dan volume pori dapat ditingkatkan, stabilitas
mekanik, termal, dan hidrotermal tinggi. Morfologi yang unik serta struktur porinya
yang terbuka sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu, pada
penelitian ini dilakukan analisis kuantitatif morfologi dan struktur pori silika bcl
secara mudah dan sederhana melalui pengolahan citra SEM (scanning electron
microscope) dan TEM (transmission electron microscope). Untuk lebih memahami
pencitraan mikroskop elektron, maka jalur elektron selama pencitraan SEM
disimulasikan melalui simulasi Monte-Carlo menggunakan perangkat lunak
CASINO. Selanjutnya, morfologi dan struktur pori silika bcl dikaji menggunakan
berbagai teknik pengolahan citra, termasuk analisis citra biner, entropi Shannon,
dan profil intensitas nilai abu-abu menggunakan perangkat lunak ImageJ dan
MATLAB.
Hasil pengamatan secara kualitatif citra SEM menunjukkan morfologi silika bcl
berbentuk bola dengan lamela bikontinu dan terdapat struktur saluran terbuka di
antara lamela. Simulasi Monte-Carlo menunjukkan bahwa densitas partikel silika
memengaruhi diameter pelepasan lintasan elektron dan akan memengaruhi jumlah
sinyal yang terdeteksi oleh detektor. Semakin kecil densitas partikel silika, diameter
pelepasannya akan semakin besar, sehingga citra yang dihasilkan oleh SEM dapat
mencakup informasi yang lebih lengkap tentang morfologi dan struktur permukaan
sampel. Silika bcl memiliki densitas yang relatif rendah dibandingkan silika non
pori, karena strukturnya yang unik dan porositas yang tinggi. Oleh karena itu,
simulasi ini dapat menggambarkan variasi kontras topografi pada citra SEM silika
bcl, yaitu keberadaan lamela dan pori berbentuk saluran terbuka.
Variasi kontras topografi pada citra SEM melandasi analisis kepadatan lamela
melalui kuantisasi citra biner. Kuantisasi citra biner menghasilkan nilai rasio luas
penampang lamela terhadap luas total (AL/Atotal). Silika bcl yang disintesis dengan
metode refluks selama 8 jam menghasilkan nilai AL/Atotal sebesar 50% dan ukuran
V-groove (sudut ?) sebesar 4,1°. Perbandingan dengan partikel silika dari publikasi eksternal menunjukkan bahwa kepadatan lamela tinggi menyebabkan peningkatan
AL/Atotal dan penurunan ?, sementara kepadatan lamela rendah menghasilkan
penurunan AL/Atotal dan peningkatan ?. Selanjutnya, entropi Shannon dapat
mengukur tingkat kompleksitas suatu citra. Entropi Shannon tersebut
memperhitungkan keacakan distribusi intensitas piksel citra. Semakin lama waktu
refluks, hingga 72 jam, entropi Shannon dari citra SEM silika bcl meningkat. Nilai
entropi yang semakin tinggi menandakan variasi piksel skala abu-abu yang semakin
luas. Lebih lanjut lagi, morfologi internal silika bcl dianalisis melalui profil
intensitas nilai abu-abu dari citra TEM. Profil intensitas nilai abu-abu di sepanjang
diameter partikel dalam bentuk garis maupun secara menyeluruh dalam bentuk
lingkaran menunjukkan kepadatan tinggi di inti partikel dan kepadatan semakin
rendah menuju tepi partikel. Hasil kuantisasi tersebut semakin memvalidasi sifat
konsentris dan membuktikan struktur pori silika bcl berbentuk V atau dikenal
dengan istilah V-groove.
Keunikan morfologi bcl mampu mendukung aplikasi silika di berbagai bidang, di
antaranya bidang sel surya dan fotokatalisis. Penggunaan silika bcl sebagai mikro
reflektor dalam fotoanode sel surya tersensitasi zat warna (dye-sensitized solar cell,
DSSC) dapat meningkatkan efisiensi sebesar 16,7%. Hasil pengukuran kinerja
DSSC menunjukkan bahwa silika bcl lebih unggul dibanding silika MCM-41
karena keberadaan morfologi bcl mampu meningkatkan kontras indeks bias
sehingga memfasilitasi peningkatan refleksi internal total. Simulasi menggunakan
pendekatan medium efektif Bruggeman membuktikan bahwa silika bcl memiliki
indeks bias efektif yang lebih rendah dibandingkan silika non-pori dan TiO2.
Sementara dalam bidang fotokatalisis, silika bcl digunakan sebagai penyangga
katalis semikonduktor seria (CeO2) maupun titania (TiO2). Pengujian aktivitas
fotokatalitik dilakukan secara in situ menggunakan spektroskopi fotoluminesensi.
Silika bcl terdekorasi seria dengan pemuatan 8 mmol serium(IV) amonium nitrat
menunjukkan efisiensi fotokatalitik tertinggi yakni 47% dalam waktu 90 menit,
dengan laju fotodegradasi sebesar 24,9 × 10?3 menit?1. Hasil ini melampaui seria
murni dengan efisiensi fotokatalitik sebesar 39% dalam waktu 90 menit dan laju
fotodegradasi sebesar 10,7 × 10?3 menit?1. Selain itu, silika bcl terdekorasi titania
dengan pemuatan 0,1 mol titanium tetraklorida mencapai efisiensi fotokatalitik
tertinggi yakni 98% dalam waktu 47 menit dengan laju fotodegradasi sebesar 105
× 10?3 menit?1. Secara keseluruhan, penelitian ini mengungkapkan potensi aplikatif
silika bcl dalam bidang sel surya dan fotokatalisis serta memberikan pemahaman
mendalam terhadap sifat morfologis dan kinerja silika bcl dalam aplikasi tersebut.