Sungai Bekasi merupakan sungai yang sebagaian ruas hilirnya berada di kawasan
perkotaan yang memiliki permasalahan utama berupa banjir. Hal ini disebabkan oleh
berkurangnya kapasitas tampung sungai akibat angkutan sedimen dan keruntuhan
tanggul yang disebabkan oleh erosi sungai. Sebagai upaya dalam mengurangi dampak
banjir di Kota dan Kabupaten Bekasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat melaksanakan kegiatan Pengendalian Banjir Sungai Bekasi pada tahun 2020?2022.
Pada kegiatan tersebut direncanakan pembangunan parapet dengan pondasi bored pile.
Namun dalam perencanaan terdapat parameter yang tidak dipertimbangkan dalam
desain, yaitu angkutan sedimen sungai. Parameter tersebut dapat mempengaruhi
perubahan morfologi sungai dan kestabilan rencana struktur pengendali banjir yang akan
dilaksanakan pekerjaannya, terutama pada pengaruh bukaan pintu Bendung Bekasi yang
mengatur debit di bagian hulu dan keluaran ke bagian hilir Sungai Bekasi. Pada tulisan ini
mengkaji efektifitas pola operasi pintu Bendung terhadap terhadap perubahan morfologi
Sungai Bekasi.
Metode yang digunakan meliputi analisis hidrologi, pengambilan sampel sedimen, analisis
hidrolika, dan analisis angkutan sedimen. Analisis hidrologi menggunakan data sekunder
berupa data debit limpasan di Pos Duga Air dekat Bendung Bekasi sebagai pembentuk
hidrograf satuan aktual yang akan digunakan untuk membangkitkan hidrograf debit banjir
rencana, yang kemudian dilakukan kalibrasi volume data hujan dari beberapa stasiun
hujan selama 10 tahun terakhir di DAS Bekasi dengan menggunakan beberapa hidrograf
satuan sintetis metode Nakayasu, Snyder, ITB?1B, dan ITB?2B sebagai penentuan
hidrograf debit rencana dari data hujan rancangan dengan volume debit limpasan dari
hasil hidrograf satuan aktual. Pengambilan sampel berupa sedimen melayang dan dasar
diambil pada 3 lokasi yang mewakili setiap segmen pada hulu, tengah dan hilir sungai.
Pengambilan sampel dilakukan pada 3 variasi debit berbeda untuk dapat mewakili kondisi
angkutan sedimen pada debit rendah ataupun besar yang kemudian melakukan analisis
data sedimen dari konsentrasi dan gradasi butiran hasil uji Laboratorium sebagai dasar
pembuatan grafik hubungan debit aliran dengan debit sedimen (lengkung debit sedimen).
Grafik tersebut menunjukkan perkiraan jumlah sedimen yang akan terakumulasi dalam
satu ruas tertentu sebagai dasar dalam pemeliharaan sungai. Analisis hidrolika dilakukan
menggunakan metode quasy unsteady flow yang akan disimulasikan ke dalam program
HEC?RAS dengan beberapa skenario bukaan pintu Bendung Bekasi sebagai dasar untuk
menginterpretasikan kondisi eksisting dan prediksi perubahan morfologi sungai, dengan
melakukan validasi data dengan membandingkan tinggi muka air hasil pemodelan steady
flow pada program HEC?RAS dengan data pencatatan debit pada saat banjir di Pos Duga
Air dekat Bendung Bekasi. Dari analisis hidrologi didapatkan Hidrograf untuk periode ulang 25 tahunan sebagai dasar perencanaan tanggul dan periode ulang 2 tahun sebagai
dasar perhitungan angkutan sedimen. Hidrograf tersebut digunakan dalam pemodelan
quasy unsteady flow dalam program HEC?RAS sebagai dasar perubahan morfologi sungai
pada kondisi debit dominan (bankfull capacity) dengan menggunakan debit dengan
periode ulang 2 tahun. Untuk debit dengan periode ulang 25 tahun digunakan dalam
pemodelan yang sama untuk menginterpretasikan penggelontoran sedimen di hulu
Sungai Bekasi pada saat debit banjir rencana. Dari hasil analisis tersebut, didapatkan
sebaran potensi erosi dan sedimentasi di sepanjang ruas sungai yang ditinjau dengan
variasi bukaan pintu. Kemudian dicari bukaan pintu yang paling efektif untuk mengatur
perubahan morfologi sungai terutama di hulu Bendung Bekasi sebagai penggelontoran
dan sebagai rencana pemeliharaan berkala di hilir Sungai Bekasi. Ditambahkan pula
rekomendasi penanganan perkuatan pada tebing sungai berdasarkan sebaran potensi
erosi dan sedimentasi yang dihasilkan sebagai penyelesaian masalah di lapangan
terhadap bangunan pengendali banjir yang akan dibangun.