digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Andi Pamungkas
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 1 Andi Pamungkas
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 2 Andi Pamungkas
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 3 Andi Pamungkas
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 4 Andi Pamungkas
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 5 Andi Pamungkas
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

PUSTAKA Andi Pamungkas
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

Sungai Bekasi merupakan sungai yang sebagaian ruas hilirnya berada di kawasan perkotaan yang memiliki permasalahan utama berupa banjir. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kapasitas tampung sungai akibat angkutan sedimen dan keruntuhan tanggul yang disebabkan oleh erosi sungai. Sebagai upaya dalam mengurangi dampak banjir di Kota dan Kabupaten Bekasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan kegiatan Pengendalian Banjir Sungai Bekasi pada tahun 2020?2022. Pada kegiatan tersebut direncanakan pembangunan parapet dengan pondasi bored pile. Namun dalam perencanaan terdapat parameter yang tidak dipertimbangkan dalam desain, yaitu angkutan sedimen sungai. Parameter tersebut dapat mempengaruhi perubahan morfologi sungai dan kestabilan rencana struktur pengendali banjir yang akan dilaksanakan pekerjaannya, terutama pada pengaruh bukaan pintu Bendung Bekasi yang mengatur debit di bagian hulu dan keluaran ke bagian hilir Sungai Bekasi. Pada tulisan ini mengkaji efektifitas pola operasi pintu Bendung terhadap terhadap perubahan morfologi Sungai Bekasi. Metode yang digunakan meliputi analisis hidrologi, pengambilan sampel sedimen, analisis hidrolika, dan analisis angkutan sedimen. Analisis hidrologi menggunakan data sekunder berupa data debit limpasan di Pos Duga Air dekat Bendung Bekasi sebagai pembentuk hidrograf satuan aktual yang akan digunakan untuk membangkitkan hidrograf debit banjir rencana, yang kemudian dilakukan kalibrasi volume data hujan dari beberapa stasiun hujan selama 10 tahun terakhir di DAS Bekasi dengan menggunakan beberapa hidrograf satuan sintetis metode Nakayasu, Snyder, ITB?1B, dan ITB?2B sebagai penentuan hidrograf debit rencana dari data hujan rancangan dengan volume debit limpasan dari hasil hidrograf satuan aktual. Pengambilan sampel berupa sedimen melayang dan dasar diambil pada 3 lokasi yang mewakili setiap segmen pada hulu, tengah dan hilir sungai. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 variasi debit berbeda untuk dapat mewakili kondisi angkutan sedimen pada debit rendah ataupun besar yang kemudian melakukan analisis data sedimen dari konsentrasi dan gradasi butiran hasil uji Laboratorium sebagai dasar pembuatan grafik hubungan debit aliran dengan debit sedimen (lengkung debit sedimen). Grafik tersebut menunjukkan perkiraan jumlah sedimen yang akan terakumulasi dalam satu ruas tertentu sebagai dasar dalam pemeliharaan sungai. Analisis hidrolika dilakukan menggunakan metode quasy unsteady flow yang akan disimulasikan ke dalam program HEC?RAS dengan beberapa skenario bukaan pintu Bendung Bekasi sebagai dasar untuk menginterpretasikan kondisi eksisting dan prediksi perubahan morfologi sungai, dengan melakukan validasi data dengan membandingkan tinggi muka air hasil pemodelan steady flow pada program HEC?RAS dengan data pencatatan debit pada saat banjir di Pos Duga Air dekat Bendung Bekasi. Dari analisis hidrologi didapatkan Hidrograf untuk periode ulang 25 tahunan sebagai dasar perencanaan tanggul dan periode ulang 2 tahun sebagai dasar perhitungan angkutan sedimen. Hidrograf tersebut digunakan dalam pemodelan quasy unsteady flow dalam program HEC?RAS sebagai dasar perubahan morfologi sungai pada kondisi debit dominan (bankfull capacity) dengan menggunakan debit dengan periode ulang 2 tahun. Untuk debit dengan periode ulang 25 tahun digunakan dalam pemodelan yang sama untuk menginterpretasikan penggelontoran sedimen di hulu Sungai Bekasi pada saat debit banjir rencana. Dari hasil analisis tersebut, didapatkan sebaran potensi erosi dan sedimentasi di sepanjang ruas sungai yang ditinjau dengan variasi bukaan pintu. Kemudian dicari bukaan pintu yang paling efektif untuk mengatur perubahan morfologi sungai terutama di hulu Bendung Bekasi sebagai penggelontoran dan sebagai rencana pemeliharaan berkala di hilir Sungai Bekasi. Ditambahkan pula rekomendasi penanganan perkuatan pada tebing sungai berdasarkan sebaran potensi erosi dan sedimentasi yang dihasilkan sebagai penyelesaian masalah di lapangan terhadap bangunan pengendali banjir yang akan dibangun.